Chapter 21 | "Kejutan"

213 21 9
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit lalu, kini aku dan Ka Sagara berada di parkiran sekolah.

"Ka Sagara ada acara enggak?" Tanyaku setelah Ka Sagara selesai memasangkan helm padaku. Kemudian dia memasang helm juga pada kepalanya.

"Enggak ada, kenapa Ar?" Ka Sagara mengeluarkan motornya dari parkiran sekolah.

"Aku ada suprise buat Kakak," ucapku semangat.

"Suprise lagi?" Tanya Ka Sagara yang mulai menyalakan mesin motornya.

"Yang ini beda! pokoknya Ka Sagara ikutin arah yang bakal aku tunjukin nanti," ucapku lalu menaiki motornya.

***

"Kita ngapain ke apartemen?" Tanya Ka Sagara setelah berhasil memakirkan motornya di parkiran apartemen.

Aku turun dari motor dan melepas helm. "Ayo ikut aja, suprisenya ada di salah satu apartemen ini."

Ka Sagara melepas helmnya dan turun dari motor. Aku langsung menariknya dengan semangat menuju apartemen yang aku maksud.

Kami menaiki lift menuju lantai 11. Setelah sampai, kami ke luar lift dan aku langsung menarik Ka Sagara menuju apartemen yang aku maksud.

"Ini apartemen siapa?" Tanya Ka Sagara setelah kami sampai di apartemen nomer 2203.

"Ka Sagara akan segera tau," ucapku lalu memencet sekali pada bel apartemen di depan kami.

Beberapa detik kemudian pintu terbuka.
"Happy birthday to you.. happy birthday to you.. happy birthday, happy birthday, happy brithday to.. you.." Dokter Fira dan Buntara bernyanyi sambil membawa beberapa cupcake di atas nampan. Aku bertepuk tangan dan ikut bernyanyi.

"Happy birthday Sagara," ucap Dokter Fira.

Ka Sagara diam mematung sambil menatap lurus Dokter Fira. Aku menahan tangannya saat Ka Sagara malah berbalik badan dan hendak melangkah pergi.

"Ka, Ka Fira ngucap–"

"Ini yang kamu sebut kejutan?!" Sentak Ka Sagara memotong ucapanku.

Aku bingung harus menjawab apa. Aku menatap Ka Sagara dan Dokter Fira bergantian.

"Uncle, tiup dulu dong lilinnya.. tangan aku pegel tau," pinta Buntara yang juga membawa nampan berisi 2 cupcake yang di masing-masing cup cake terdapat sebuah lilin yang menyala.

Bukannya berbalik badan dan meniup lilinnya, Ka Sagara malah menarik paksa tanganku pergi menjauh dari apartemen yang ditinggali Dokter Fira.

Aku sempat menoleh pada Dokter Fira dan Buntara, Dokter Fira berjongkok menyamakan tingginya dengan Buntara dan tidak lama kemudian Dokter Fira serta Buntara meniup lilinya bersamaan. Melihat itu, kedua mataku terasa panas. Rasanya aku ingin sekali menarik Ka Sagara kembali, tetapi tenagaku tidak sebanding dengannya.

Ka Sagara masih menarik tanganku menuju lift. Sesampainya di depan lift yang masih tertutup, aku menyentakkan tanganku agar terlepas dari genggamannya.

"Ka! Kenapa si? Kita balik ke Ka Fira sekarang." Aku mencoba menarik tangan Ka Sagara dengan sekuat tenagaku.

Nihil, sekuat apapun aku menariknya, tenaga Ka Sagara masih lebih kuat dariku. Alhasil dia menarik balik tanganku agar tetap di depan lift.

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang