Chapter 58 | Penyelesaian

134 11 27
                                    

AUTHOR POV

🍃🍃🍃

📍Jakarta, Indonesia

Arunika, Giral, dan Safira kini tengah dalam perjalanan menuju rumah sakit jiwa di mana Juli dirawat, mereka menggunakan mobil jeep milik Giral.

Sejak Safira masuk mobil, Arunika hanya diam, Safira menyadari itu. Ia mengerti mengapa Arunika sedikit berubah, wanita itu berusaha memahaminya.

Giral memarkirkan mobilnya di depan rumah sakit jiwa, dan mereka segera turun dari mobil. Mereka melangkah masuk ke Rumah Sakit Lavender menuju ruang rawat Juli.

Saat mendekati ruangan, langkah mereka terhenti ketika ada seorang pria yang menghadang dengan berdiri di hadapan mereka.

Arunika yang melihat pria itu langsung mundur ke belakang Giral, berdiri di samping Safira, ia menunduk takut.

"Mau apa lo ke sini?" Tuntut Rega dengan pandangan sengit ke arah Giral.

Giral masih diam, menunggu ucapan Rega selanjutnya. Dia terlihat sangat santai menghadapi Rega yang berdiri di hadapannya.

"Mau bunuh nyokap gue juga lo?!" Sungut Rega yang tersulut emosi karena Giral tidak menjawabnya.

Giral menghembuskan napas pelan. "Gue ke sini mau jenguk nyokap lo, bukan cari masalah sama lo."

Rega yang mendengarnya membuang ludah asal ke sembarang arah. "Belom puas bunuh kakak gue, sampe nyokap gue juga mau lo bunuh?!"

Giral mendengkus karena lagi-lagi Rega menyebutnya sebagai pembunuh. "Gue udah bilang, gue enggak pernah bunuh siapapun!"

"Buktinya kakak gue udah dikubur empat tahun, dan penyebab kematiannya itu lo!" Ucap Rega sambil menunjuk Giral tepat di depan wajahnya.

"Berhenti bilang gue pembunuh, anjing!" Murka Giral sambil maju selangkah mendekati Rega.

"Kenapa, Pembunuh?" Ledek Rega sambil tertawa remeh.

Giral mengepalkan tangan kuat di samping jahitan celananya. Kuku-kukunya menusuk telapak tangan hingga urat di punggung tangannya nampak.

"Gue udah baik sama lo dengan enggak ngelaporin lo ke polisi karena udah bunuh bokap gue," ucap Giral penuh penekanan.

Arunika yang masih di belakang Giral mengangkat kepala setelah mendengar ucapan kakaknya. Dia keluar dari balik tubuh Giral dan menatap marah pada Rega.

PLAK

Tamparan kencang diberikan Arunika pada Rega. Matanya terasa panas, napasnya sangat mengebu-gebu.

"Kurang ajar!" Sungut Rega dan mengangkat tangannya berniat membalas tamparan Arunika tapi Giral dengan cepat mencekal tangannya.

Rega menghempaskan tangannya agar terlepas dari Giral. Ia mengusap pergelangan tangannya yang terasa perih karena Giral begitu kuat mencengkram tangannya.

"Jangan asal ngomong lo!" Protes Rega menutupi kegugupannya.

"Gue bisa aja jeblosin lo ke penjara dengan bukti cctv kantor bokap gue," sarkas Giral menatap tajam pada Rega.

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang