Aku memerhatikan Davina, wajahnya terlihat begitu murung dari tadi pagi.
"Lo kenapa Dav?" Erlara bertanya yang juga menyadari perubahan sifat Davina hari ini.
"Lagi badmood," jawab Davina singkat.
"Masalah Ka Genta ya?" Karina ikut bertanya. Sepertinya tebakan Karina benar, terlihat dari wajah Davina yang seperti menahan kekesalan.
Aku mengikuti arah pandang Davina, yang ternyata mengarah pada Ka Genta dan teman-temannya yang baru memasuki kantin.
Aku, Erlara, dan Karina tersentak saat Davina menggebrak meja dan langsung berdiri sambil menarik tanganku.
"Eeeh-mau kemana?" Aku hampir saja tersungkur karena tidak siap menerima tarikan Davina.
Aku mengikuti tarikan Davina, dan sampailah kami di meja Ka Genta dan teman-tamannya.
"Ka Genta ada hubungan apa sama Lia?!" Hardik Davina tepat ketika langkahnya berhenti di samping Ka Genta.
"Lia siapa?" Tanya Ka Genta terlihat bingung. Aku mendengar Davina mendengkus kecil, kedua alisnya berkerut.
"Kenapa Ar?" Tanya Ka Sagara padaku. Aku mengedikkan bahu dan menggeleng bingung.
"Duduk dulu Ar, Vin." Ka Puspa mempersilahkan aku dan Davina duduk.
Ka Sagara mengeser duduknya dan mempersilahkanku duduk di sampingnya, sedangkan Davina duduk di samping Ka Genta.
"Enggak usah pura-pura enggak tau!" Ucap Davina dengan kesal.
"Lia adek kelas yang waktu itu lo ajak jalan kali Gen," ungkap Ka Amerta.
"Bangsat! Kenapa kaki gue ditendang si gentong!" Rintih Ka Amerta sambil mengangkat sebelah kakinya dan mengusap bagian tulang kering.
"Enggak usah ikut campur anjing," sungut Ka Genta.
"Aku khilaf kemarin," cicit Ka Genta terselip nada bersalah di dalamnya.
"KA GENTA SELINGKUH?!" Davina berdiri menatap marah Ka Genta.
"Duduk dulu sayang," bujuk Ka Genta.
Aku, Ka Sagara, dan Ka Puspa hanya memerhatikan mereka tanpa berniat ikut campur. Ka Amerta sepertinya kapok untuk ikut campur karena kakinya yang ditendang Ka Genta tadi.
"Enggak sampe selingkuh Vin," ucap Ka Genta setelah Davina duduk kembali.
"Terus apa?!" Davina mulai tersulut emosi terlihat jelas kemarahan di wajahnya.
"Jalan doang, itu juga udah seminggu yang lalu Vin." Ka Genta berusaha menenangkan emosi Davina.
"Seminggu lalu kita udah deket Ka Genta!" Geram Davina.
"Yaudah aku salah, aku minta maaf. Tapi aku udah selesai sama dia," sesal Ka Genta.
"Udah selesai?" Tanya Davina memastikan. Ka Genta menangguk menjawab pertanyaan Davina.
"Berarti udah pernah mulai?" Davina memicingkan mata menatap Ka Genta selidik.
"Mampus, mati lo Gen!" Ka Puspa mengompori.
"Urusan rumah tangga, mending kita cabut ke meja Arunika sama temennya tuh," putus Ka Amerta.
Kami berempatpun beranjak pergi meninggalkan Davina dan Ka Genta, ke meja tempatku dan teman-temanku.
"Davina berantem sama Ka Genta?" Tanya Karina saat kami sampai.
"Biasalah, pertengkaran rumah tangga." Ka Puspa duduk di hadapan Karina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika
Teen Fiction[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA. JANGAN LUPA FOLLOW SUN JUGA]. Arunika Melliflous seorang siswi kelas 11 yang berhasil menjadi juara olimpiade Bahasa Indonesia tingkat Nasional. Wanita bersuara lembut yang mampu memikat lelaki benama Sagara Nabastala...