Chapter 52 | Kekacauan

168 15 25
                                    

AUTHOR POV

🍃🍃🍃

Satu bulan setelah kedatangan ketiga teman Arunika kerumahnya, keadaan gadis itu berangsur membaik.

Walaupun Arunika tidak kembali seperti dulu, tetapi Ia tidak lagi cutting, meski goresan pada tangannya masih membekas.

Dengan wajah yang tidak murung lagi Arunika berjalan memasuki rumah. Ia baru saja pulang dari sekolah menggunakan ojek online.

Arunika melangkah menuju dapur ketika melihat Rina sedang mengupas buah di dapur. Dia menyalami tangan Rina, membuat kegiatan Rina tertunda.

"Gimana sekolahnya sayang?" Tanya Rina sambil lanjut mengupas buah.

Arunika tersenyum dan mengangguk. "Baik."

Rina menyuapi sepotong apel yang sudah ia kupas kulitnya pada anak perempuannya. "Yaudah, ke atas gih istirahat, jangan lupa ganti baju," perintah Rina.

Arunika bergegas meninggalkan dapur lalu menaiki anak tangga. Saat hampir sampai ke lantai atas, gadis itu berbalik badan dan kembali menuruni tangga karena ia mau menanyakan Giral pada Rina.

Belum sampai dapur, Arunika menghentikan langkahnya saat melihat Rina menitikkan air mata sambil mengupas buah mangga.

Perempuan berjaket biru pastel itu melanjutkan langkahnya menuju dapur. Ia memegang bahu Rina dan membuat sang empu terkejut. Ketika mendapati anaknya datang, Rina segera menghapus air matanya.

"Kenapa sayang? Ko balik lagi?" Tanya Rina pada Arunika.

"Mamah kenapa nangis?" Tanya Arunika balik, tatapannya menyiratkan ke khawatiran pada sang Ibunda

"Enggak sayang, Mamah enggak nangis. Ini cuma perih aja matanya, kan lagi pot-" ucapannya terhenti ketika ia melihat mangga yang belum bersih dari kulitnya.

Arunika terkekeh. "Mamah lagi motong mangga, bukan bawang."

Rina yang melihat tawa anaknya tersenyum senang. Pasalnya, semenjak peristiwa itu, Arunika jarang sekali tersenyum apalagi tertawa.

"Yaudah, Mamah istirahat aja di kamar, ini biar aku yang lanjutin. Kalo aku udah selesai nanti aku bawa ke kamar Mamah ya?" Pinta Arunika.

Rina lagi-lagi tersenyum mendengar kalimat panjang yang Arunika ucapkan.

"Enggak perlu sayang, ini udah tinggal dikit lagi. Kamu juga baru pulang sekolah, pasti capek kan," tolak Rina tak tega jika Arunika harus melanjutkan memotong buah.

"Enggak apa-apa Mah. Mamah istirahat aja," balas Arunika.

"Yaudah, Mamah ke kamar ya. Oh iya, nanti apel sama mangganya dibagi dua piring ya. Satu piring kasih ke kakak di gazebo, satu lagi buat kita. Kita makan di kamar Mamah ya," ucap Rina akhirnya.

Arunika hanya mengangguk dan membiarkan Rina meninggalkan dapur. Ia segera melanjutkan kegiatan Rina, yaitu mengupas dan memotong buah.

Sesuai perintah Rina, buah itu dibagi di dua piring. Setelah selesai, Arunika membawa kedua piring itu di masing-masing tangannya lalu berjalan menuju kamar orang tuanya.

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang