AUTHOR POV
🍃🍃🍃
📍Jakarta, Indonesia
Sudah enam bulan lamanya Sagara meninggalkan Arunika ke Belanda. Sagara sama sekali tidak diizinkan pulang barang sehari saja—yang tentunya tidak cukup sehari untuk pulang ke Indonesia.
Arunika sudah lebih baik sejak Giral kembali, tapi tidak sebaik saat Radan dan Sagara masih berada di sisinya.
Saat dirinya teringat oleh Radan, disaat yang sama Arunika mengingat Sagara. Rasa sakitnya masih sama, saat bayangan seperti apa mereka meninggalkannya beberapa bulan lalu terputar kembali di benaknya.
Banyak kekhawatiran yang menggangu wanita itu, ia khawatir akan ditinggalkan lagi. Arunika takut jika seseorang yang saat ini dia punya juga akan meninggalkannya.
Arunika sempat berpikir bahwa ia ingin pergi sebelum orang-orang meninggalkannya. Dia berdoa agar dirinya dijemput lebih dulu oleh tuhan sebelum Rina dan Giral.
Giral menatap panik pada Arunika yang napasnya sangat menggebu-gebu. Pria itu segera menepikan mobilnya dan membuka sabuk pengaman lalu menyamping menghadap pada adiknya.
Giral membuka kunci sabuk pengaman Arunika dan melepasnya dari sang adik. Dirinya semakin dibuat panik ketika menyadari Arunika mengeluarkan keringat.
"Dek kamu kenapa?" Tanya Giral panik. Dia mengambil tisu yang ada di dashbord mobil dan menghapus keringat dari kening Arunika.
Giral menggenggam tangan Arunika dan semakin khawatir karena tangan adiknya gemetar dan terasa sangat dingin.
Arunika belum menjawab pertanyaan Giral, dadanya terasa sangat sesak. Jantungnya bergemuruh hebat, belum lagi air mata yang mulai turun dari pelupuk matanya.
Giral menarik napas dan menghembuskannya perlahan, mencoba menghilangakan kepanikkan pada dirinya. Ia meregangkan otot-otot mukanya dan menatap lembut Arunika.
Pria itu menghapus air mata adiknya. "Kamu jangan nangis, nanti makin susah napas."
Arunika mengangguk dan berusaha berhanti menangis. Ia mulai mencoba menenangkan pikirannya. Gadis itu melepas tangannya dari genggaman Giral, ia menyandarkan tubuhnya pada kursi penumpang.
Giral menatap sendu adiknya, tangannya terulur mengusap lembut kepala Arunika.
"Ada apa? Kamu keinget sesuatu?" Tanya Giral lembut.
"Aku takut," jawab Arunika seiringn dengan napas dan detak jantungnya yang kembali normal.
"Apa yang bikin kamu takut?" Tanya Giral lagi, kali ini sambil menganggam tangan Arunika seakan memberitahu bahwa dirinya akan selalu menjaga gadis itu.
"Aku takut Kakak sama Mamah ninggalin aku," lirih Arunika sambil melihat tangannya yang digenggam Giral.
Pria itu menatap iba Arunika, adiknya pasti baru saja mengingat Radan dan Sagara. Hatinya sangat pilu melihat keadaan Arunika sekarang. Sangat menyayat hati ketika mengetahui ada ketakutan lain yang menghampiri Arunika setelah Rega.
Giral tersenyum. "Kakak sama Mamah akan terus sama kamu. Kita akan selalu sayang sama kamu, kita bakal jagain kamu. Kakak akan selalu ada di sisi kamu."
Arunika menatap Giral dengan mata yang merah, dia menggeleng. "Aku mau tuhan jemput aku sebelum dia ngambil Kakak sama Mamah dari aku."
Mendengar ucapan Arunika, Giral merasa matanya memanas, ia merasa ada yang merobek hatinya karena terasa begitu sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika
Teen Fiction[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA. JANGAN LUPA FOLLOW SUN JUGA]. Arunika Melliflous seorang siswi kelas 11 yang berhasil menjadi juara olimpiade Bahasa Indonesia tingkat Nasional. Wanita bersuara lembut yang mampu memikat lelaki benama Sagara Nabastala...