Chapter 50 | Kembali Sekolah

131 11 18
                                    

AUTHOR POV

🍃🍃🍃

Setelah seminggu, Arunika mulai kembali bersekolah lagi, tapi dengan kepribadian yang berbeda. Tidak seperti biasa, sikap Arunika yang ceria, murah senyum, kini hilang entah ke mana.

Perempuan yang memakai jaket dan menutup kepalanya dengan hoodie itu berjalanan gontai memasuki kelas 12 IPS 2.

Sudah satu minggu Arunika menjadi anak kelas 12, dan ini hari pertamanya merasakan menjadi siswi kelas 12.

Arunika melihat ketiga temannya yang sudah datang lebih dulu dan duduk di kursi mereka masing-masing. Bukannya menghampiri dan duduk di kursi kosong sebelah Davina, Arunika malah terus berjalan ke belakang dan duduk di bangku pojok paling belakang.

Suasana kelas masih terbilang sepi karena waktu baru menunjukkan pukul 06.20. Baru ada dua siswa dan ketiga teman Arunika.

Ketiga temannya yang melihat itu menatap sendu Arunika. Davina sangat merasa bersalah karena sejak awal ia tidak pernah memberitahu Arunika soal keberangkatan Sagara ke Belanda.

"Dav gimana? Gue enggak tega liat Arunika kaya gini," tanya Erlara menatap Davina dengan alis berkerut.

"Gue juga sama La. Mungkin dia butuh waktu sendiri," jawab Davina masih memerhatikan Arunika yang kini menelungkupkan kepalanya pada kedua tangan di atas meja.

"Tapi udah seminggu kita enggak ketemu dia dan enggak ganggu dia," ucap Erlara.

"Biar gue yang samperin," putus Karina seraya beranjak.

Karina melangkah mendekati Arunika yang masih menumpukkan kepalanya. Karina duduk di kursi kosong samping Arunika.

Karina menyentuh lengan Arunika membuat sang empu terbangun dan menegakkan badannya.

Arunika melepaskan hoodie yang sedari tadi menutupi kepalanya, ia menoleh ke samping dan mendapati Karina tengah tersenyum manis menatapnya.

"Tangan lo kenapa?!" Tanya Karina panik ketika melihat beberapa goresan di lengan kiri Arunika.

Arunika segera menarik lengan jaketnya untuk menutupi goresan itu. "Kenapa?"

"Jawab pertanyaan gue dulu, tangan lo kenapa luka?" Tanya Karina dengan tatapan khawatir.

"Gue enggak apa-apa," jawab Arunika dingin.

Karina menghembuskan napas pelan. "Lo udah sarapan?" Tanyanya dan hanya diberi anggukan oleh Arunika.

"Sarapan apa?" Tanya Karina lagi.

"Nasi goreng," jawab Arunika singkat.

"Wah nyokap lo yang masak?" Tanya Karina dan lagi-lagi hanya mendapat anggukan dari Arunika.

"Gimana keadaan nyokap lo?" Tanya Karina masih tak menyerah untuk mengembalikan Arunika ceria lagi.

"Membaik," jawab Arunika seadanya.

Karina menghela napas berat, sudah tidak tau lagi harus bagaimana untuk mangajak Arunika berbicara. Dia mengerti betul, masalah yang sedang dihadapi perempuan di sampingnya ini sangatlah berat. Tapi Karina tidak tega jika melihat sahabatnya berubah sedrastis ini. Belum lagi dengan luka yang ia lihat di bagian lengannya.

"Hm.. gue mau ke kantin, lo mau ikut enggak?" Ajak Karina. Arunika hanya tersenyum dan menggeleng menjawab ajakkannya.

"Yaudah, gue ke kantin sebentar ya," pamit Karina seraya beranjak meninggalkan Arunika.

"Gue ke kantin dulu," pamit Karina pada kedua sahabatnya yang lain.

"Karina kok malah ke kantin? Kita kan mau tau keadaan Arunika," keluh Erlara melihat Karina melenggang pergi keluar kelas.

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang