Chapter 35 | For the Second Time

343 20 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dih senyum-senyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dih senyum-senyum. Awas pegel tuh pipi," goda Ka Giral padaku.

Aku memukul tangannya. "Apaansi ka!"

Dia tertawa mengusap tangan yang aku pukul. "Dari siapa si? Sagara ya?" Tanya Ka Giral penasaran.

"Kakak kepo deh," jawabku beranjak pergi meninggalkan ruang keluarga menuju kamarku berniat lanjut berbalas pesan dengan Ka Sagara.

***

Jumat pagi aku sudah siap dengan kaus lengan panjang berwarna putih yang bagian lengannya aku gulung hingga siku, dipadukan dengan celana jens panjang serta sepatu snikers putih yang terpasang sempurna di kedua kakikku.

Aku menunggu Ka Sagara menjemput di depan gerbang rumah.

"Heh kenapa enggak nunggu di dalem aja si? Segitu kangennya sama Sagara?" Ka Giral yang datang mengagetkanku dengan pertanyaannya. Dia sekarang tengah menyangkutkan tangannya di pagar rumah yang tertutup.

"Enggak usah mulai deh. Udah ah sana masuk," usirku menyuruh Ka Giral masuk.

"Enggak. Kakak emang udah ngizinin kalian deket, tapi dia harus selalu bilang sama kakak kalo mau ngajak kamu pergi," jawabnya. "Inget enggak tempo hari yang kamu diajak dinner di rumahnya? Pergi enggak izin sama kakak, pulangnya kakak hampir kecolongan," cerocos Ka Giral lagi.

Baru saja ingin menjawab, motor yang berhenti di depanku menghentikan.

"Pagi Bang," sapa Ka Sagara pada Ka Giral.

"Inget, enggak boleh lebih," tunjuk Ka Giral pada Ka Sagara.

"Siap bang, izin dulu mau ke Cafe depan," pamit Ka Sagara dan hanya disambut ancungan jempol oleh Ka Giral.

Aku bergegas naik ke atas motor Ka Sagara dan memintanya segera menjalankan motornya meninggalkan Ka Giral.

Selama perjalanan kami diam hingga sampai di Cafe. Aku turun terlebih dahulu membiarkan Ka Sagara memarkirkan motornya.

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang