Aku terbangun karena mendengar suara ketukan dari pintu kamarku. Aku melihat jam di atas nakas, menunjukkan pukul 07.00.
Aku berjalan gontai ke arah pintu kamar dan membukanya. Sudah ada Ka Giral yang memakai hoodie dipadukan celana jeans dengan warna serba hitam yang sudah terpasang sempurna di tubuhnya.
"Kenapa ka?" Tanyaku dengan suara parau khas bangun tidur.
Ka Giral mengusap rambutku, "mandi gih siap-siap," ucapnya.
Aku menatap Ka Giral dengan memicing karena masih silau. "Mau kemana ka? Ini hari minggu, masih pagi lagi."
"Kakak mau ajak kamu jalan," ucapnya sambil membalikkan badanku dan mendorongnya kembali masuk ke dalam kamar. "Enggak usah banyak tanya, mending sekarang mandi siap-siap kakak tunggu di bawah." Ka Giral mendorongku masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya.
,,,
Aku sudah siap dengan T shirt berwarna putih yang aku masukkan ke dalam celana jeans, dan kemeja merah maroon over size sebagai outer. Aku memutuskan untuk menggerai rambutku dan segera mengambil snikers putih di rak sepatu.
Aku menenteng snikers keluar kamar dan menuruni tangga. Ka Giral sudah menungguku di ruang tamu.
"Enggak sarapan dulu ka?" Tanyaku setelah duduk di sofa panjang samping Ka Giral yang sedang sibuk dengan ponselnya. Aku membungkuk untuk memakai sepatu.
"Sarapan di sana aja. Nanti keburu siang, panas," jawabnya dan beranjak. Aku ikut berdiri setelah sepasang snikers terpasang sempurna di kedua kakiku.
"Udah pamit sama Mamah?" Tanyaku lagi.
"Udah. Ayo," jawabnya lalu menarikku keluar rumah. Aku masuk ke dalam mobil jeep kesayangan Ka Giral yang telah ia keluarkan dari halaman rumah, sebelumnya aku sudah menutup kembali pagar rumah.
***
Aku mengernyit ketika Ka Giral memarkirkan mobilnya di kawasan permakaman.
Aku menoleh ke arah Ka Giral, "Ko ke makam?"
"Iya. Ayo turun," Ka Giral membuka seatbelt dan segera turun. Aku melakukan hal yang sama, walaupun masih dengan perasaan bingung.
"Mau ziarah ke makan siapa ka?" Tanyaku setelah berada tepat di samping Ka Giral.
"Ayo beli bunga dulu." Ka Giral menarik tanganku ke arah penjual bunga sebelum masuk ke area permakaman.
Setelah membeli satu keranjang bunga, Ka Giral melangkah masuk ke area permakaman. Aku membututinya dari belakang.
Ka Giral berhenti di salah satu makam dengan batunisan bertuliskan nama Sintia Kila. Aku mengernyit, kuburan siapa ini? Namanya sangat asing untukku.
"Ini kuburan siapa ka?" Tanyaku setelah mengikuti Ka Giral berjongkok di samping kuburan itu.
"Kita baca doa dulu ya buat dia, nanti kakak jelasin," jawab Ka Giral sambil menatap sendu pada batunisan. Aku menuruti perkataan Ka Giral dan mulai membaca doa dalam hati.
Aku mengusap wajah dengan kedua telapak tangan setelah selesai membaca doa. Ka Giral mulai menaburkan bunga yang dia beli tadi, aku mengikuti kegiatannya.
"Ini mantan kakak," celetuknya membuatku cukup terkejut.
"Ma-mantan kakak yang ... sama Rega?" Tanyaku hati-hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika
Fiksyen Remaja[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA. JANGAN LUPA FOLLOW SUN JUGA]. Arunika Melliflous seorang siswi kelas 11 yang berhasil menjadi juara olimpiade Bahasa Indonesia tingkat Nasional. Wanita bersuara lembut yang mampu memikat lelaki benama Sagara Nabastala...