Warning typo bertebaran ‼️
Voment ya 😊
Happy Reading!!
==============Rain berlari masuk kedalam mansion BG dengan air mata yang mengalir deras dari kedua kelopak matanya.
"Non Rain." Sapa bik Mira yang diabaikan oleh Rain. Gadis itu segera menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya
Brakk
Rain menutup kasar pintu kamarnya dan segera menguncinya. Gadis itu berlari masuk kedalam kamar mandi dan menyalahkan shower kemudian menangis pilu di bawah guyuran air.
"Aina benci papa hikss..hikss.. hikss."
Tubuh Rain luruh kebawah dan terduduk dilantai kamar mandi tepat di bawah shower yang membasahi seluruh pakaiannya.
Disisi lain Reyken yang asyik bermain game di komputer yang ada di kamarnya tersentak kaget mendengar suara pintu yang ditutup kasar. Reyken mengerutkan keningnya bingung, siapa yang menutup pintu sekeras itu.
Pasalnya tidak ada anak BG lain selain dirinya yang berada di mansion. Zach dan Martin sibuk di restoran BG, Glen dan Nicol sedang menjemput Rasyi dari rumah sakit, sedangkan Aryan berkunjung menemui sang mama dan Lorenzo masih ada di sekolah karena ada urusan.
Reyken lantas langsung berdiri dan melangkah keluar dari kamarnya. Saat berada di lorong yang menghubungkan kamar anak-anak BG, Reyken bertemu dengan bik Mira.
"Siapa yang nutup pintu sekeras itu, bik?"
"Itu den, non Rain pulang sambil nangis terus langsung masuk kedalam kamarnya." Reyken membulatkan matanya kemudian langsung berlari menuju kamar Rain.
Tok tok tok tok tok
"Raina! Buka pintunya! Raina, Ini gue Rey. Cepet buka pintunya!" Reyken mengetuk bruntal pintu kamar Rain namun tak ada sahutan dari dalam.
Karena merasa khawatir, tanpa babi buta Reyken langsung mendobrak pintu kamar Rain.
Brakk
Reyken mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Semuanya masih berada di tempatnya dan tertata rapi, kamar pun terlihat kosong. Reyken mendengar suara guyuran air shower dari kamar mandi, diapun langsung melangkah mendekat.
Cklek
"Raina!"
Rain mendongak kepalanya dari lipatan lututnya. Gadis itu menatap Reyken dengan wajah sendunya dan mata yang memerah.
Reyken langsung menghampiri Rain dan membawanya kedalam dekapannya tanpa mempedulikan jika bajunya akan basah.
Rain semakin terisak di pelukan Reyken. Gadis itu mencengkram erat baju Reyken dan memeluk erat tubuh kekar Reyken.
Reyken hanya diam dan mengelus rambut serta punggung basah Rain.
"Suutttt... Tenang. Ada gue di sini, jangan menangis. Aina gak boleh menangis."
=============
Tap tap tap tap tap
Langkah kaki tergesa-gesa terdengar dari luar mansion milik Ardhan. Nanta masuk dan langsung berlari ke arah kamar Rain di lantai dua.
Cklek
Nanta mengedarkan pandangannya ke penjuru kamar. Kosong dan sepi, Itulah yang mendeskripsikan keadaan kamar Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (End)
Teen Fiction"Hidup selalu membawa kita pada persimpangan takdir. Karena hidup adalah pilihan." ====== Hidup mengajarkan banyak hal untuk Raina. Kabar kematian sang mama dan kebencian kepada sang papa membuatnya memilih untuk meninggalkan rumah dan menjalankan k...