PART 18

610 32 1
                                    

Voment please!!

Sorry for typo and enjoy the story😊

=============

Pagi ini Rain sudah siap dengan seragam sekolahnya. Gadis itu menuruni anak tangga dan melangkah menuju meja makan. Rain mengedarkan pandangannya mencari Bara, namun Bara tak terlihat di meja makan. Detik kemudian dia ingat jika semalam ayahnya itu mengatakan jika dia besok akan berangkat pagi-pagi sekali karena ada meeting penting. Rain pun duduk ditempatnya dan mulai memakan sarapan yang sudah disiapkan pelayan untuknya.

Setelah acara sarapannya selesai, Rain melangkah keluar menuju garasi. Tangan gadis itu terus memainkan kunci mobilnya. Langkah Rain berhenti di depan mobil Lamborghini Aventador LP700-4 berwarna putih.

Tanpa menunggu lama, gadis itu masuk kedalam mobil dan mulai melajukan mobilnya keluar dari area mansion Fernandez

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa menunggu lama, gadis itu masuk kedalam mobil dan mulai melajukan mobilnya keluar dari area mansion Fernandez.

Rain melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang sambil sesekali bersenandung kecil mengikuti lagu yang ia putar.

🎶Mwonga dallajilkka
🎶Geureon geon anil geoya
🎶Geuraedo i haruga
🎶Kkeunnajana
🎶Chochimgwa
🎶Bunchimi gyeopchil ttae
🎶Sesangeun aju jamkkan sumeul chama
🎶Zero O'Clock

🎶And you gonna be happy
🎶And you gonna be happy
🎶Mak naeryeoanjeun jeo nuncheoreom
🎶Sumeul swija cheoeumcheoreom
🎶And you gonna be happy
🎶And you gonna be happy
🎶Turn this all around
🎶Modeun ge saeroun
🎶Zero O'Clock

Rain hanyut dalam nyanyiannya hingga dirinya tak sadar jika di depan, lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah. Rain langsung menginjak pedal rem dan hampir menabrak seseorang pejalan kaki yang hendak menyebrang jalan.

"Shit."

Rain keluar dari mobilnya dan menghampiri orang yang hampir di tabraknya itu. Mata Rain membulat saat menyadari jika orang yang di tabraknya itu adalah orang yang sama yang ada di rumah sakit kemarin. Rain segera membantu cowok itu berdiri.

"Sstt..." Ringis cowok itu.

Mendengar ringisan cowok itu Rain sadar jika kaki cowok itu mungkin terkilir. Rain memapah cowok itu menuju mobilnya, tapi cowok itu menggelengkan kepalanya.

"Gak usah." Ucap dia pelan.

'dia ngerti bahasa Indonesia?' batin Rain.

"Gapapa. Lo gue anter, kebetulan tujuan kita sama." Mendengar perkataan Rain, cowok itu menoleh ke arah Rain dan melihat jika seragam yang dipakai Rain adalah seragam sekolah yang ia tempati.

RAINA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang