Warning typo bertebaran ‼️
Voment ya 😊
Happy Reading
==================Sesuai janji Aryan kemarin malam, kini Aryan, Reyken dan Rain sudah berada di Dufan. Bahkan mereka sudah menikmati beberapa wahana di sana.
Cuaca hari ini cukup panas sehingga Reyken meninggalkan jaketnya di dalam mobil dan hanya mengenakan kaos polos berwarna hitam dengan jeans Hitam dan beanie hat hitam di kepalanya. Tak lupa juga kaca mata hitam bertengger manis di hidungnya.
Sedangkan sang adik kembar Reyken, Aryan. Mengenakan kaos lengan panjang berwarna putih dengan jeans Hitam dan juga beanie hat yang berbeda jenis dari sang kakak namun sama berwarna hitam.
Mungkin karena cuaca yang panas dan lelah, Reyken berkeringat cukup banyak dan hal itu membuat bentuk tubuh Reyken tercetak jelas dari kaos nya.
Rain yang melihat banyak gadis yang terang-terangan menatap Reyken, entah kenapa dirinya tak suka. Ada rasa tak terima jika Reyken di tatapan memuja oleh gadis lain. Dan entah keberanian darimana, Rain mendekatkan dirinya kepada Reyken dan meminta agar cowok itu menggendong dirinya di punggung cowok itu.
"Rey... Gue capek, gendong dong.."
"Sini sama gue aja.." tawar Aryan.
"Gak. Sama Rey aja, dia kan Abang." Tolak Rain halus.
"Baju gue basah karena keringat Rain, emang Lo mau??"
"Gapapa." Reyken langsung merendahkan tubuhnya agar Rain lebih mudah naik di punggungnya.
Melihat Reyken yang setuju, Rain langsung naik ke punggung Reyken dan memeluk leher cowok itu. Kedua kakinya juga, ia lingkarkan di pinggang Reyken. Wajah Rain berada tepat di samping telinga Reyken sehingga cowok itu bisa merasakan nafas gadis di punggungnya itu. Mereka pun melanjutkan langkahnya.
Aryan hanya tersenyum melihat Abang kembarnya itu dan Rain. Aryan tak bodoh sehingga tak menyadari tatapan tak terima Rain saat Abang nya itu di tatap oleh banyak gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (End)
Roman pour Adolescents"Hidup selalu membawa kita pada persimpangan takdir. Karena hidup adalah pilihan." ====== Hidup mengajarkan banyak hal untuk Raina. Kabar kematian sang mama dan kebencian kepada sang papa membuatnya memilih untuk meninggalkan rumah dan menjalankan k...