Warning!! Typo bertebaran!
Happy Reading:)
=======================Gwaenchanha ja hana dul set hamyeon ijeo
[Tak apa, sekarang hitung satu dua tiga dan lupakan]Seulpeun gieok modu jiwo
[Lupakan semua kenangan sedih]Nae soneul japgo useo
[genggam tanganku dan tersenyumlah]Gwaenchanha ja hana dul set hamyeon ijeo
[Tak apa, sekarang hitung satu dua tiga dan lupakan]Seulpeun gieok modu jiwo
[Lupakan semua kenangan sedih]Seoro soneul japgo useo
[genggam tanganku dan tersenyumlah]Geuraedo joheun nari apeuro manhgireul
[Berharaplah untuk hari yang lebih baik]Nae mareul mitneundamyeon hana dul set
[Jika kau percaya padaku, maka satu dua tiga]Mitneundamyeon hana dul set
[Jika kau percaya, satu dua tiga]Geuraedo joheun nari hwolssin deo manhgireul
[Berharaplah untuk hari yang lebih baik]Nae mareul mitneundamyeon hana dul set
[Jika kau percaya padaku, maka satu dua tiga]Mitneundamyeon hana dul set
[Jika kau percaya, satu dua tiga]🎶 2!3! - BTS
•••••••
Tok tok tok
"Rain buka pintunya, Rain!"
Tok tok tok
"Rain, gue mohon buka pintunya... Hiks.. hiks..." Pinta Rasyi kemudian terisak. Dengan sigap Nicol langsung memeluk kekasihnya itu.
Kini Reyken, Aryan, Glen, Martin, Nicol dan Rasyi berada di depan kamar Rain. Setelah berbicara dengan Devan tadi, Rain langsung meninggalkan pesta dengan taksi.
Dan kini gadis berambut panjang itu mengurung dirinya di kamar."Rain... Buka pintu..." Ucap Glen mengetuk pintu kamar Rain berkali-kali.
"Raina... Pleaseee.. buka pintunya..." Sahut Aryan.
Tok tok tok
"Raina! Buka pintunya! Atau gue dobrak?!" Sentak Reyken yang mulai kehabisan kesabarannya. Pasalnya mereka enam sudah berdiri di sana sejak 20 menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (End)
Teen Fiction"Hidup selalu membawa kita pada persimpangan takdir. Karena hidup adalah pilihan." ====== Hidup mengajarkan banyak hal untuk Raina. Kabar kematian sang mama dan kebencian kepada sang papa membuatnya memilih untuk meninggalkan rumah dan menjalankan k...