PART 54

317 26 4
                                    

Warning typo bertebaran ‼️

Voment ya 😊

Happy Reading!!
==============

       Malam telah berlalu dan mentari telah hadir menggantikan peran rembulan menyinari bumi. Seorang gadis dengan langkah santainya menuruni satu persatu anak tangga. Gadis itu sudah siap dengan seragam sekolahnya, rambutnya yang panjang terurai rapi menambah kesan cantik pada dirinya.

"Kak Aina..." Gadis itupun menoleh ke belakang dan menatap seorang cowok yang berdiri di undakan tangga teratas dengan tatapan bertanya.

"Tungguin gue, kita bareng ke meja makannya." Cowok itupun melangkah cepat mendekati Rain kemudian menarik lembut tangan sepupunya itu.

Langkah Erza terhenti membuat langkah Rain juga terhenti. Erza menatap tak suka kehadiran dua orang di meja makan.

"Kalian ngapain di sini?" Ketus Erza menatap kedua orang itu.

"Sarapan."

"Ck udah tau kalo ke meja makan itu untuk makan. Maksud Erza ngapain om sama putri om itu sarapan di sini??..."

"Om mu menginap di sini semalam, jadi wajar kalo dia ikut sarapan_" Erza ingin menyahuti perkataan Sena namun Ardhan lebih dulu memotongnya.

"Udah gak usah banyak bicara kamu, sekarang kalian duduk dan sarapan."

"Tapi opah... Mereka.." protes Erza yang langsung disahuti Rain santai.

"Tinggal duduk apa susahnya sih.." Rain duduk di salah satu kursi dan kebetulan berhadapan dengan Nanta.

"Terimakasih, omah." Rain tersenyum tipis saat Sena menyodorkan sepiring nasi goreng ke hadapannya.

"Oh ya pah, nanti Sayra pulang terlambat ya.. ada kerja kelompok yang harus Sayra kerjakan." Ucap Sayra di sela-sela acara makannya.

"Iya, tapi jangan pulang terlalu malam." Respon Nanta.

"Ehm.. Sayra boleh minta uang lebih? Ada beberapa hal yang harus Sayra beli itu kerkel nanti..." Nanta mengangguk kemudian memberikan salah satu kartu debit miliknya.

"Terimakasih Pah." Sayra tersenyum kemudian memeluk Nanta.

"Ekhemm.. " Sayra melepaskan pelukannya kemudian menatap Erza yang tadi berdehem.

"Dunia ayah-anak yang menyenangkan. Padahal cuma anak angkat, tapi selalu dapat apapun yang dia mau." Sindir Erza sambil memakan makanannya.

"Erza jaga ucapanmu! Bagaimanapun dia tetap sepupumu!." Sahut Nanta tegas.

"Sepupu aku cuma kak Aina, bukan gadis gak berguna itu."

"Erza!!!" Sentak Nanta tegas. Erza hanya berdengus kesal menatap Nanta, kemudian mengalihkan pandangannya kearah Rain yang duduk di sebelahnya.

"Kak Aina, Lo kok diam aja sih?! Seharusnya Lo protes dong.. itu hak Lo buat minta sesuatu. Lo anak kandungnya om Nanta." Ucap Erza kepada Rain. Semua orang pun menoleh ke arah Rain menunggu reaksi gadis itu.

RAINA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang