Bila ada typo, Sorry☺️
================
"kebahagiaan itu didapatkan karena sebuah kebersamaan."
Lima remaja menatap malas gerbang sekolah yang menjulang dihadapannya. Antartika High School, nama sekolah mereka, sekolah favorit di kota ini. Hanya orang-orang berduit dan pintar yang bisa sekolah disini.
"Bolos kuy!! Udah telat juga." ajak Glen."kuy." Rasyi dengan semangat 45 melangkah mendekati motornya dan segera menaiki motor sport hijau miliknya itu, begitu juga dengan Zach dan Martinez.
Rain hendak melangkah menuju motornya, namun langkahnya dihentikan oleh seseorang yang menahan pergelangan tangannya.
"Renzo??" Cicit Rain terkejut melihat kehadiran Lorenzo, sang ketua OSIS Antartika high school."Mau kemana, hemm??" Tanya Lorenzo, menatap tajam Rain dan ke empat sahabatnya.
Kelima black golden (julukan mereka) hanya diam dan menatap tajam Ketos dihadapannya itu.
Lorenzo jengah karena pertanyaannya tak kunjung mendapat jawaban. Akhirnya cowok itu menarik pergelangan tangan Rain dan menariknya masuk ke area sekolah.
Rain terus memberontak berusaha melepaskan cekalan Lorenzo dari tangannya. Sedangkan ke empat sahabatnya sudah mengambil langkah seribu melarikan diri dari sana.
"Eh... Kalian mau kemana??!!! Jangan tinggalin gue!!!!" Rain berteriak saat ke empat sahabatnya pergi meninggalkannya.
"Ikut gue!!" Lorenzo menarik pergelangan tangan Rain dan menyeret paksa gadis itu.
Rain terus memberontak tapi sayang tenaga kalah dari Lorenzo. Cowok itu sama sekali tidak menggubris perkataan Rain.Mata Rain melotot saat sadar jika Lorenzo menyeretnya menuju ruang BK, kandangnya singa bagi Rain dan anak nakal lainnya.
"Lepasin gue!!!" Gertak Rain menatap tajam Lorenzo. Lagi-lagi cowok itu tak mengindahkan gertakan Rain dan menarik masuk gadis itu kedalam ruang BK.
"Permisi pak." Ucap Lorenzo sopan saat dia masuk kedalam.
"Ada apa ini??" Tanya pak Samsudin to the point.
"Maaf pak mengganggu, saya membawa siswi yang telat dan hendak membolos." Pak Samsudin atau yang sering disapa pak Sam itu menoleh kearah belakang Lorenzo.
Guru paruh baya itu menghembuskan nafas panjangnya, "kamu lagi... Kamu lagi... Sehari gak bikin masalah gak bisa?" Tanya pak Sam menatap nyalang Rain sedangkan yang ditanya hanya diam saja.
"Kenapa diam saja? Apa alasan kamu telat? Mau bolos lagi!!"
"Kesiangan." Jawab Rain singkat dengan wajah datar.
Pak Sam lagi-lagi menghembuskan nafas panjangnya, " kamu pasti tidak sendirian, mana teman-temanmu??"
"Kabur."
"Baiklah. Kamu saya beri hukuman membersihkan perpustakaan sepulang sekolah."
"Itu aja?"
"Kenapa? Kurang? Mau saya tambah hukuman kamu?"
"Tidak."
"Baiklah kamu boleh ke kelas dan Renzo, nanti kamu awasin dia." Rain melangkahkan kakinya hendak keluar dari ruang BK, namun baru selangkah suara pak Sam kembali terdengar.
"Tunggu."
Rain menoleh, "ada apa lagi Pak?"
"Saya baru sadar... Kenapa kamu pakai jeans ke sekolah??"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (End)
Teen Fiction"Hidup selalu membawa kita pada persimpangan takdir. Karena hidup adalah pilihan." ====== Hidup mengajarkan banyak hal untuk Raina. Kabar kematian sang mama dan kebencian kepada sang papa membuatnya memilih untuk meninggalkan rumah dan menjalankan k...