ENJOY THE STORY AND SORRY FOR TYPO😊
Happy Reading!!!
===================Tak berselang lama setelah perdebatan kecil Rain dan Glen. Alva datang bersama Ratna dan .... Nanta.
Deg
Rain mengubah ekspresi wajahnya saat melihat sang Papa berada di hadapannya. Zach yang menyadari kehadiran Nanta, mengalihkan pandangannya ke Rain. Dia tau, gadis itu mati-matian menahan kekesalannya karena bertemu papa nya. Zach sangat hafal jika Rain tak bisa menahan emosinya jika berada dekat dengan sang papa.
"Glen perkenalkan ini Mr. Kearney, dia rekan bisnis papa."
"Glen Alvarezz." Glen mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Nanta.
"Senang bertemu dengan Anda, Mr. Kearney." Ucap Glen setelah melepas jabatannya dengan Nanta.
"Oh perkenalkan mereka sahabat karib saya." Ucap Glen memandang sahabat-sahabat nya.
"Martinez Modero."
"Nicolas Holder."
"Deandra Rasyi Vermay."
"Raina Heligh."
"Anda sudah mengenal saya kan?" Ucap Zach dengan senyum miringnya.
"Tentu. my nephew."
"Keponakan?" Beo Glen.
"Tentu di putra dari kakak mendiang istri saya." Mereka hanya berohria saja menanggapi ucapan Nanta.
"Kamu masih mengingat saya, nak?" Tanya Ratna menatap wajah datar Zach.
Zach hanya menaikkan satu alisnya tanda tak mengerti.
"Sudah saya duga kamu lupa. Saya Ratna, bundanya Atha dan Rega. Dulu kamu dan putrinya tuan Nanta sering bermain bersama di taman kompleks."
"Apa yang ada maksud anak kembar tak indentik itu?" Ratna mengangguk.
"Maaf Tante saya lupa. Lalu mana mereka Sekarang?"
"Rega ikut papa nya, kalo Atha mungkin sebentar lagi datang. Oh ya kali tidak salah adik perempuan mu itu bernama Aina bukan?" Zach hanya mengangguk.
"Mana dia?"
"Anda bisa tanyakan pada ayahnya sendiri, Tante." Ratna mengalihkan pandangannya dari Zach ke Nanta.
"Putri saya sedang menyelesaikan pendidikannya di luar negeri."
'sudah ku duga Papa tidak akan mengatakan jika aku putrinya.' batin Rain memandang seduh Nanta.
"Ehm... Glen, gue mau ke toilet dulu." Bisik Rain di telinga Glen yang berada di sampingnya.
"Mau gue anter?"
"Gak usah." Rain sedikit membungkuk dan pamit pergi kepada Alva dan Ratna.
Gadis itu melangkah santai menuju taman belakang. Pamit ke toilet hanya alibi saja, nyatanya dia hanya ingin menjauh dari sang papa. Rain duduk di kursi yang ada di sana. Dia hanya diam dan memandang gelapnya langit malam. Tak berselang lama, seseorang menyentuh pundak Rain membuat gadis itu menoleh dan mendapati wajah sang papa.
Rain hanya diam saja dan menampilkan wajah datarnya saat Nanta duduk di sampingnya. Nanta memandang seduh wajah putrinya. Terjadi keheningan beberapa saat diantara ayah dan anak itu.
Hingga..."Tadi pagi kamu ke mansion Bara?"
"Hemm."
"Kenapa gak mampir ke mansion papa?"
![](https://img.wattpad.com/cover/204990213-288-k871119.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (End)
Teen Fiction"Hidup selalu membawa kita pada persimpangan takdir. Karena hidup adalah pilihan." ====== Hidup mengajarkan banyak hal untuk Raina. Kabar kematian sang mama dan kebencian kepada sang papa membuatnya memilih untuk meninggalkan rumah dan menjalankan k...