Bila ada typo, Sorry☺️
Happy Reading!!
=================
Matahari sudah memancarkan cahayanya sejak beberapa jam yang lalu, tapi pemuda berambut hitam ini baru terbangun dari mimpi indahnya.
Glen mengacak rambutnya sambil melangkah menuju kamar mandi.Setelah beberapa menit melakukan ritual mandinya, Glen keluar dari kamarnya dengan style santainya. Cowok berambut hitam itu melangkah santai menuju meja makan.
"Lho bik... Lainnya udah pada makan??" Tanya Glen saat melihat bik Mira membereskan meja makan.
"Ndak semua den, hanya non Rain dan den Zach yang sudah sarapan, non Rasyi,den Martin dan den nicol belum pada keluar kamar."
"Terus Zach dan Rain kemana, bik?" Tanya Glen yang sudah duduk di tempatnya.
"Tadi pamitnya ke cafe, den." Glen hanya mengangguk.
"Mau sarapan apa atuh, den?"
"Roti aja, bik." Bu Mira mengangguk dan mulai menyiapkan sarapan.
Glen memilih sarapan terlebih dahulu meninggalkan Rasyi, Martin dan Nicol yang belum keluar dari kandangnya.
Glen menyelesaikan sarapannya kemudian berlaku meninggalkan meja makan dan kembali ke kamarnya. Glen mengganti pakaian dengan jeans hitam yang robek di bagian lutut, kaos putih di balut dengan jaket hitam dengan lambang kepala harimau di dada kiri serta tulisan 'capten' di dada kanan.
Setelah di rasa siap, Glen mengambil kunci motor sport hitam kesayangannya dan bergegas pergi. Rencananya dia akan berkunjung ke markas Black Tiger.
•••••••
Glen mengerutkan keningnya sesampainya dia di markas Black Tiger. Tak biasa markas sepi seperti ini.
"Woy Don, lainnya pada kemana?" Tanya Glen pada satu-satunya cowok yang duduk main ponsel dan satu-satunya yang berada di markas. Dony namanya.
"Kagak tau, kap." Glen mengangguk dan melangkah menuju kamar kosong yang ada di markas.
"Gak kayak biasanya markas sepi kayak gini... Pada kemana sih?" Gumam Glen duduk di sofa kamar itu.
Glen hendak menelpon Tama dan menanyakan keberadaannya, pasalnya Tama lah yang bertanggung jawab mengurus markas BT. Namun niatnya tak jadi karena panggilan masuk ke ponsel Glen.
'papa' , nama yang tertera di ponsel saat panggilan itu masuk.
"Halo."
"Glen... Papa minta tolong kamu ke kantor papa untuk mendatangi beberapa dokumen penting."
"Kenapa harus saya?" Tanya Glen dengan bahasa formalnya. Semenjak pertengkaran dengan ayahnya 3 tahun silam, Glen menjadi dingin pada papanya, Alva.
"Papa ada di Singapura sedangkan dokumen itu harus segera di tandatangani. Kamu adalah pewaris papa, jadi kamu yang harus menandatangani dokumen itu menggantikan papa."
"Hemm."
"Pokoknya sebelum jam 5 sore, dokumen itu harus sudah ditandatangani."
"Hemm."
Tut
Glen mengakhiri panggilannya kemudian menyandarkan punggungnya di sofa.
"Gue pikir dia nelpon karena peduli. Tapi ternyata cuma urusan pekerjaan." Lirih Glen. Cowok itu memejamkan matanya untuk menenangkan pikirannya.
'jujur.. gue kangen masa-masa dulu'
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (End)
Teen Fiction"Hidup selalu membawa kita pada persimpangan takdir. Karena hidup adalah pilihan." ====== Hidup mengajarkan banyak hal untuk Raina. Kabar kematian sang mama dan kebencian kepada sang papa membuatnya memilih untuk meninggalkan rumah dan menjalankan k...