LAST EXTRA PART

521 28 1
                                    

Warning typo bertebaran ‼️

Voment ya 😊

Happy Reading!!
==============

Takdir memang tidak bisa ditebak. Kita tidak bisa tahu kemana takdir akan membawa kita. Terkadang takdir membawa seseorang kepada kebahagiaan dengan mudah, terkadang juga takdir mempermainkan kebahagiaan seseorang.

Rain menatap langit malam penuh bintang dengan sorot mata sedih. Pikirannya berkecamuk, apa dia harus mengatakan ini pada semua orang atau tidak?

Rain ingat segala, ingatan telah kembali setelah dirinya sadar dari pingsan akibat trauma nya kemarin. Tapi dia tetap diam dan tidak memberitahu siapapun jika ingatannya kembali.

Kemarin setelah sadar dari pingsannya, Rain hanya memeluk Reyken dan meminta cowok itu untuk kembali ke apartemen mereka. Tanpa pikir panjang Reyken langsung menurutinya.

Dan disinilah sekarang dirinya berada, di balkon kamar apartemennya menatap langit malam dan mengingat kenangan masa lalu nya. Kenangan bersama kedua orang tuanya, kenangan bersama para sahabatnya, dan kenangan bersama orang-orang terdekatnya.

"Lagi mikirin apa?"

Rain tersentak kaget saat seseorang memeluk tubuhnya dari belakang. Rain menoleh kebelakang dan tersenyum melihat Reyken yang melingkarkan tangan kanannya di pinggang ramping miliknya, Sedangkan tangan kiri Reyken berada di saku training cowok itu.

"Nggak ada." Reyken tersenyum mendengar respon Rain. Dia tau jika gadisnya itu menyembunyikan sesuatu.

"Kamu gak bisa bohongin aku, Raina."

Rain menghela nafas pasrah mendengar suara serak Reyken. Gadis itu berbalik dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang cowok itu.

Keheningan melanda keduanya beberapa saat, Rain sibuk menenggelamkan kepalanya di dada Reyken, sedangkan Reyken mengelus rambut panjang Rain dengan tangan kanannya.

"Aku ingat semuanya." Ucap Rain memecahkan keheningan, gadis itu memegang tangan kiri Reyken dan mengeluarkannya dari saku training cowok itu.

"Kenapa kemarin nggak bilang, heemm?"

"Aku ragu, jadi aku diam saja." Jawab Rain pelan sambil memainkan jari tangan kiri Reyken yang kaku.

"Kenapa ragu??" Rain hanya menggelengkan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan Reyken.

"Raina, dengerin aku! Kamu gak perlu ragu, itu keluarga kamu. Bukannya kamu ingin keluarga kamu utuh lagi seperti dulu, hemm??"

"Iya, tapi..."

"Gak ada tapi-tapian, sayang." Ucapan Rain langsung di potong oleh Reyken.

"Hufffttt oke, besok kita beritahu semua orang." Pasrah Rain membuat Reyken tersenyum.

Rain masih asyik memainkan jari-jari tangan kiri Reyken, gadis itu kemudian mendongak menatap ke arah Reyken.

"Kamu udah gak pernah ikut terapi, ya??" Reyken hanya tersenyum tanpa menjawab Rain.

"Percuma terapi, sayang. Tangan kiri aku tetap saja kaku, gak ada perubahan." Jawab Reyken begitu santai sambil menatap hamparan langit malam.

RAINA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang