Warning typo bertebaran ‼️
Voment ya 😊
Happy Reading
======================Setelah menempuh hampir 2,5 jam dari daerah Dieng Plateau, mereka semua sampai di daerah Magelang. Mereka memilih makan siang terlebih dahulu di salah satu rumah makan sebelum mengunjungi wisata candi Borobudur.
Makan siang mereka berjalan dengan baik. Setelah semuanya selesai, mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju candi Borobudur yang hanya membutuhkan beberapa menit lagi.
Rain dan Rasyi berdiri sambil menggerutu di depan mobil mereka. Kedua gadis itu menunggu ketujuh cowok tampan yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Tadi mereka serempak pamit ingin ke toko sebelah rumah makan yang merupakan toko pakaian.
"Ish... Lama amat sih. Keburu siang nih."
"Ho'oh cowok kok suka belanja baju." Sahut Rasyi melirik jam tangannya. Mereka sudah menunggu hampir 15 menit.
Rain dan Rasyi menoleh saat mendengar pekikan dari beberapa cewek yang ada di sekitar mereka. Mereka berdua melongo melihat penampilan ketujuh cowok tampan dihadapannya itu. Ketujuh cowok tampan sahabat mereka itu dengan kompaknya Mengganti pakaiannya dan menggunakan outfit berwarna hitam. Bagaimana mereka bisa sekompak ini?? Dan bagaimana mereka bisa setampan ini??
"Wow! perfect boys." Gumam Rasyi lirih namun masih didengar oleh Rain.Rain mendengus kesal mendengar gumaman Rasyi. Dia melangkah mendekati gerombolan cowok itu. Reyken dan yang lainnya menghentikan langkahnya saat Rain sudah berdiri di depan mereka. Dibelakang Rain ada Rasyi yang sedari mengikuti langkah Rain.
Rain mengulurkan tangannya kearah Reyken. Sebenarnya Reyken tau apa maksud Rain, tapi menggoda sedikit gadis itu tak masalah kan??
"Apa??" Tanya Reyken sok polos.
"Ck... Lo udah tau apa yang gue mau... Kunci mobil."
Rasyi menepuk pundak Rain saat menyadari arti tatapan Zach dan Lorenzo.
"Ish... Apa sih Rasyi...." Rain menoleh dan menatap kesal sahabatnya itu. Rasyi memberi kode agar Rain menyadari jika dirinya ditatap tajam oleh dua kakaknya itu. Tapi apa boleh buat, Rain tak memahami kode yang Rasyi berikan."Rain." Suara rendah Zach terdengar.
Rain menoleh dan hanya menunjukkan cengiran lebarnya saja. Ah dia baru sadar apa yang dia ucapkan tadi.
"Mulut Lo minta dicium buaya,hah??" Rain meringis mendengar perkataan Lorenzo.
"Iya. Tapi Lo contohin dulu." Jawab Rain sepontan.
Semuanya terkekeh geli mendengar jawaban Rain, tapi tidak dengan Lorenzo. Cowok itu melotot tajam menatap Rain.
"Kalo boleh tau, kenapa Lo minta kunci mobil?" Rain menoleh mendengar pertanyaan Martin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAINA (End)
Teen Fiction"Hidup selalu membawa kita pada persimpangan takdir. Karena hidup adalah pilihan." ====== Hidup mengajarkan banyak hal untuk Raina. Kabar kematian sang mama dan kebencian kepada sang papa membuatnya memilih untuk meninggalkan rumah dan menjalankan k...