PART 17

611 34 0
                                    

Sorry!! Typo bertebaran!!!

Voment please...

Happy Reading!
==================

Seorang pemuda berjalan terburu-buru memasuki gerbang sebuah mansion mewah yang berada di Los Angeles, Amerika serikat. Pemuda itu berlari dan mengabaikan maid yang menyapanya di sepanjang halaman depan hingga pintu utama mansion.

Cowok dengan wajah bak dewa Yunani itu mengatur nafasnya sebelum membuka kenop pintu, dia menghembuskan nafas pasrah setelah melihat jam tangannya yang menunjukkan bahwa dia terlambat pulang.

Cklek

Cowok itu melangkah masuk ke dalam, langkahnya terhenti saat mendapati seorang wanita paruh baya yang duduk di sofa ruang tamu dan menatapnya dengan tajam.

"Dari mana kamu?" Cowok itu hanya diam menundukkan kepalanya.

Wanita paruh baya itu bangkit dari tempatnya dan mendekati si cowok tersebut. Wanita itu mencengkram kuat rahang cowok di hadapannya itu.

"Jika aku bertanya padamu, tatap aku dan jawab!!!" Sentak wanita itu.

"Sorry."

"Kau ini ya!!!" Wanita itu menyeret si cowok menuju salah satu ruangan yang berada di bawah tangga yang menghubungkan lantai dasar dan lantai 2 mansion.

Si cowok hanya pasrah, dia sudah terbiasa dengan perlakuan wanita itu padanya.

Bruk

Wanita itu menghempaskan tubuh si cowok sehingga cowok itu terjatuh di lantai.

"Sorry." Lirih cowok itu.

"Aku tak butuh kata maaf mu, anak sialan!!" Teriak wanita itu kemudian melangkah menuju sudut ruang mengambil sesuatu.

Wanita itu kembali dengan sebuah cambuk di genggaman nya. Wanita itu melepaskan kasar tas dan seragam sekolah cowok di hadapannya itu. Diayunkannya cambuk itu sehingga mengenai punggung si cowok yang sudah terdapat beberapa lebam yang belum sembuh.

Cras
Cras
Cras
Cras
Cras

"Kenapa!!?? Kenapa kau tak pernah jera, HAH!!? Kenapa kau tak pergi dari kehidupan ku dan ayah mu!!!" Teriak wanita itu sambil terus memberikan cambukan pada punggung cowok itu.

"Aku tidak akan meninggalkan Papa dan membiarkan rencana busukmu itu berhasil!!!"

"Argh!!!! Anak sialan!!!!" Wanita itu terus melanjutkan kegiatannya hingga getaran ponselnya mengakhiri penderitaan si cowok.

Wanita itu menatap tajam cowok di hadapannya kemudian berlalu keluar dari ruang penyiksaan itu. Dengan pelan, cowok itu mengambil seragamnya dan memakainya. Mengabaikan rasa sakit saat punggungnya bersentuhan dengan kain seragamnya. Dia bangkit dari tempatnya dan melangkah menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

Cowok itu duduk di tepi kasur dan menatap kosong apa yang ada dihadapannya. Bukan sekali dia mendapat siksaan dari wanita itu, yang notabenenya adalah ibu tirinya. Dia mendapat siksaan itu sejak 2 tahun yang lalu, saat dirinya tau jika ibu tirinya itu hanya menginginkan harta papa nya saja. Dia sudah berusaha mengadu ke sang papa, tapi wanita ular itu sangat pintar memutar balikan fakta. Sehingga semua yang dikatakan olehnya selalu tidak dipercaya sang Papa.

RAINA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang