PART 15

679 40 0
                                    

Dobel up nih!!!

Yok ramaikan lapak ini dengan terus vote dan koment nya...

Dan hati-hati... Typo bertebaran!!!!!

HAPPY READING!!!
=======================

Rain mengerutkan keningnya melangkah masuk kedalam apartemen mereka (BG). Keadaan apartemen sepi, Rain memilih langsung melangkah menuju kamar Glen daripada harus teriak-teriak memanggil nama cowok itu.

Ceklek

Rain tersenyum tipis saat melihat Glen duduk di pojok kamarnya. Cowok itu menenggelamkan kepalanya di lipatan lututnya. Rain melangkah pelan mendekati Glen dan berjongkok mengelus rambut hitam Glen.

"Ada masalah?" Glen mendongak dan menatap Rain. Cowok itu menggelengkan kepalanya.

"Lalu? Kenapa wajah Lo kusut kayak gitu?" Rain duduk di depan Glen.

Glen diam, mengubah posisi duduknya menjadi bersila kemudian mengangkat tubuh Rain dan mendudukkan gadis itu di pangkuannya.

Rain mengusap lembut rambut Glen sedangkan sang empunya menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Rain.

"Katanya mau ngajak gue keluar..."

"Males."

"Terus kenapa tadi nelpon gue???"

"Pengen meluk Lo." Rain terkekeh geli saat Glen meniup lehernya.

Tawa Rain menular ke Glen. Cowok itu tersenyum dan menunjukkan deretan giginya.

"Rain." Glen menatap lekat manik mata gadis di hadapannya itu.

"Hmm??" Gumam Rain yang sibuk memainkan rambut... Aaaa lebih tepatnya Glen.

"Bokap mau nikah...."

"Gue tahu. Beberapa hari yang lalu, Lo bilang itu ke gue."

"Jangan potong perkataan gue!" Desis Glen dan hanya dibalas oleh cengiran Rain.

"Bokap mau nikah 3 Minggu lagi."

"Lalu??"

"Dan hari ini rencananya adalah hari pertunangannya dan bokap nyuruh gue buat hadir."

"Tunggu-tunggu... Bokap Lo itu salah satu pengusaha terkenal lhoo... Kok gak ada berita mengenai pertunangannya sih?? Dan lagi satu!! Lo bilang pernikahan 3 Minggu lagi??!?"

"Iya pernikahannya 3 Minggu lagi. Dan soal pertunangannya,  itu hanya acara keluarga dan tertutup untuk publik."

"Lalu yang jadi permasalahannya di sini apa? Lo masih belum terima om Alva nikah lagi?"

"Ya. Gue takut calon istri papa, sama kayak mama, wanita penggila harta. Gue takut dia hanya ngincer harta papa aja. Gue gak mau papa terpuruk lagi."

"Semua orang gak sama, Glen. Mereka semua berbeda. Lo bahkan belum bertemu dengan calonnya om Alva, dan Lo langsung nyimpulin gitu aja..."

"Gue gak mau papa dikhianati untuk kedua kalinya. Gue gak mau papa kembali seperti dulu lagi."

"Lo udah damai sama om Alva??"

RAINA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang