PART 56

315 25 3
                                    

Warning typo bertebaran ‼️

Voment ya 😊

Happy Reading!!
==============

Seminggu sudah berlalu sejak penyerangan besar di mansion BG. Dan sudah seminggu juga keberadaan Rain dan Reyken tidak diketahui.

Keadaan semakin membingungkan dengan hilang nya Aryan dan Glen. Kedua cowok itu pergi setelah penyerangan di mansion BG tanpa memberitahu siapapun, dan belum kembali sampai sekarang.

Kini Zach, Lorenzo, Martin, Nicol dan Rasyi sedang berada di kantin sekolah. Saat ini sedang berlangsung jam istirahat pertama.

Rasyi memandang diam keempat cowok dihadapannya. Gadis itu baru masuk sekolah hari ini dan dia terkejut mendengar beberapa siswi yang membicarakan tentang Reyken yang merupakan ketua Ganará. Berapa banyak yang ia lewatkan selama ia berada di rumah sakit.

"Kenapa perginya kedua bocah itu?! Bisa-bisa mereka menghilang bersama disaat Raina dan Rey juga menghilang." Ucap Lorenzo lagi. Cowok tampan itu sudah mengucapkan kalimat itu lebih dari 40 kali dalam sehari ini.

"Bisa diem gak?!! Lo udah ngomong itu puluhan kali, bosen gue dengernya." Ketus Nicol.

"Kalo gak bisa diem, sini bilang sama gue. Biar gue lakban tuh mulut Lo!" Sahut Martin

"Potong aja tuh lidah! Biar bisu sekalian." Sarkas Zach.

Lorenzo hanya menatap tajam sahabat- sahabatnya. Kemudian menatap poster RGA yang terpasang di dinding pojok kantin.

"Awas Lo bertiga! Kalo balik gue cincang lu!" Gumamnya sambil menatap poster RGA itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Awas Lo bertiga! Kalo balik gue cincang lu!" Gumamnya sambil menatap poster RGA itu.

Sedangkan orang yang sedang dibicarakan Lorenzo, saat ini sedang berada di Bandung. Tepatnya berada di markas utama Ganará.

"Bang re, ambilin buat gue sekalian tak!" Ucap Glen yang rebahan di sofa panjang sambil menonton TV di ruang pribadi Reyken.

Aryan yang sedang mengambil soda di kulkas mendengus kesal mendengar perkataan adik tirinya itu. Namun cowok berkulit Tan itu tetap mengambilkan soda untuk Glen.

"Nih."

"Thanks, bang." Aryan hanya mengangguk kemudian mengambil duduk di single sofa disamping Glen.

"Kalian gak ada niatan balik ke Jakarta,hah?" Kedua cowok itu sontak menoleh kearah suara. Di sana berdiri sang ketua Ganará dengan outfit hitam favoritnya.

RAINA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang