PART 64

361 23 0
                                    

Warning typo bertebaran ‼️

Voment ya 😊

Happy Reading!!
==============

Gemerincing rantai mengiringi terbukanya sepasang kelopak mata milik seorang gadis cantik berambut panjang. Perlahan Rain mulai mengumpulkan kesadarannya dan memfokuskan pandangannya.

Saat kesadarannya sudah terkumpul penuh, Rain menyadari dirinya terikat berdiri diantara dua tiang besi dengan kedua tangan terlilit rantai dimasing-masing tiang besi tepat di atas kepalanya.

Rain mengedarkan pandangannya, sepertinya dia berada di sebuah bangun tua, hal itu terbukti dari beberapa tembok yang rusak dan lantai yang sangat kotor. Rain membulatkan matanya saat melihat keberadaan Reyken dalam keadaan yang sama seperti dirinya, terikat diantara dua tiang besi.

Rain menolehkan kepalanya saat mendengar langkah kaki mendekat dari arah pintu, lagi-lagi mata nya membulat sempurna saat melihat kehadiran Siska, Sayra, Rio dan seorang pria paruh baya.

Ah Rain ingat! Pria itu adalah pria yang sama dengan pria yang menjadi ayah kandung Sayra, atau mungkin dia orangnya.

Siska dan Sayra berjalan mendekati Rain dan tersenyum miring menatap wajah terkejut Rain. Sedangkan Rio dan lelaki paruh baya yang bernama Steven Sharma memilih duduk di sofa usang yang berada di pojok ruangan.

"Kenapa? Terkejut?" Tanya Siska dengan wajah mengejeknya.

"Lepasin!!!"

"Enak aja minta lepasin, kita main-main dulu dong..." Siska mendekat kemudian menampar pipi Rain dengan keras. Bukan sekali, tapi berkali-kali. Bergantian pipi kanan, pipi kiri.

Plak
Plak
Plak
Plak
Plak

Sudut bibir Rain robek dan mengeluarkan darah akibat kerasnya tamparan tersebut.

"Arrgghh!!" Pekik Rain saat Sayra menarik rambut ke belakang dengan kasar.

"Bangs*t lepasin Raina!!!" Umpat Reyken yang baru sadar dan melihat Sayra menjambak rambut Rain.

Semua orang menoleh, Siska memberikan kode agar Rio mengurus Reyken supaya tidak menggangu kesenangannya bersama Sayra menyiksa Rain.

Rio mengerti maksud Siska dan segera menghampiri Reyken dengan membawa sebuah balok kayu yang cukup panjang.

"Ohohooo... Sang penguasa Ganará sudah sadar rupanya..."

"Lepasin gue bangs*t!! Dasar pengecut Lo! Lepasin gue lalu kita duel secara adil!"

"Gue gak mau duel sama Lo! Gue mau Lo berlutut dan memohon sama gue!!!"

Bugh

"Ssshhtt..." Ringisan pelan keluar dari bibir Reyken saat Rio menghantamkan balok kayu dengan keras ke tubuh Reyken.

Bugh
Bugh
Bugh
Plak
Plak

Suara teriakan Rain dan ringisan Reyken terdengar menggema di seluruh ruangan. Sudah hampir 2 jam kedua dipukul, ditampar dan siksa oleh empat orang biadab itu.

RAINA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang