31

681 78 0
                                    

Seulgi duduk di sebuah kursi panjang di depan sebuah sekolah menengah seni swasta di Seoul. Dengan kacamata hitam dan masker, ia yakin tidak ada seorangpun yang akan mengenalinya. Wajahnya mendongak tatkala mendapati seorang pemuda berjalan keluar dari gedung sekolah. Ia jelas mengenalinya, pemuda 14 tahun yang harus menjalani beratnya hidup. Seulgi mengkhawatirkannya. Ia pasti bertanya-tanya mengapa semalam kakaknya tidak pulang, mengapa sekarang Seulgi ada di sini. Seulgi memasang senyum manis ketika pemuda itu sudah berada di depannya. Jaeyong jelas mengenalinya dalam dandanan apapun. Seulgi mengusak rambut remaja di depannya dan menyentuh dagunya penuh rasa kasih sayang. Jaeyong menyentuh tangan Seulgi.

"Noona waeyo?", tanyanya.

Seulgi menggeleng kemudian menggenggam kedua tangan muda itu. Ia merengkuh tubuh kurus pemuda di depannya.

" Mian hae Jaeyong-ah," ucapnya.

"Noona waeyo?," tanya Jaeyong kebingungan.

"Kau lapar tidak? Noona akan mentraktirmu," ajak Seulgi.

.

Jaeyong masih memandang gadis di depannya yang hanya terdiam sambil memandangi wajahnya. Jaeyong rasa Seulgi ingin menyampaikan sesuatu yang buruk.

"Noona kau boleh mengatakan apapun padaku," kata Jaeyong membuat Seulgi trenyuh.

"Sekali lagi maaf Jaeyong-ah,"

"Noona aku tidak akan pernah mengerti maksudmu jika kau hanya meminta maaf," ucap Jaeyong.

"Jiyeon eonni dipenjara," lirih Seulgi.

"Mwo?," kata Jaeyong lemah.

"Waeyo? Noona waeyo?," tanya Jaeyong.

"Percobaan pembunuhan," kata Seulgi.

"Siapa yang ingin ia bunuh?," tanya Jaeyong. Mata pemuda itu sedikit berkilau membuat tenggorokan Seulgi tercekat. Ia sungguh tidak mampu mengatakan ini tetapi pemuda di depannya terus menatapnya meminta penjelasan.

"Na (aku)," lirih Seulgi.

Butir-butir air mata Jaeyong mulai lolos. Namun pemuda itu tidak bersuara hanya air matanya yang menetes satu persatu. Seulgi menyeka air mata pemuda yang sudah ia anggap adik itu.

"Waeyo? Kenapa noonaku melakukan itu pada noona? Kenapa noonaku melakukan hal yang jahat? Wae?," tanya Jaeyong.

"Mianhae," kata Seulgi.

"Aniyo," kata Jaeyong.

"Kau pasti sangat ketakutan karena diserang tanpa mengetahui apa kesalahanmu," ucap Jaeyong.

"Kau harus kuat ya, noona akan selalu berada di sampingmu," ucap Seulgi.

----
"Seulgi-ah," panggil Irene. Seulgi menengok ke arah Irene. Anggota Red Velvet juga duduk di sana sepertinya menunggunya. Seulgi bergabung bersama mereka. Ia berfikir kenapa akhir-akhir ini setiap masalah di Red Velvet selalu tentangnya. Gadis itu menunduk.

"Kau ingat punya kesalahan yang besar pada Jiyeon?" tanya Irene.

Seperti deja vu, ia teringat ketika pertama kali masalah itu muncul. Masalah rumitnya dengan Jimin. Ketika ia mencari tahu apa kesalahannya hingga Jimin bersikap begitu dingin padanya. Ia memandang semua membernya dan ingatan itu semakin kuat. Kemudian ia menggeleng kuat. Semua member menatapnya khawatir.

"Lupakan. Lupakan semua kesulitan kita akhir-akhir ini. Mari kita mulai hidup yang baru!" kata Irene. Mereka berlima berpelukan. Seulgi merasa ingatan yang ia miliki membuat hatinya begitu terluka.  Ia merindukan Park Jimin.

----
Seoul, 04 Desember 2018

Sudah berbulan-bulan kasus itu selesai. Jiyeon sudah mendekam dalam penjara. Kehidupan sudah kembali normal. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang