57

744 83 8
                                    

Seulgi tidak tertidur. Setelah Jimin meninggalkannya sendirian di kamarnya malam ini, ia hanya terus menangis meskipun tanpa suara. Ia tidak menyangka Jimin mengambil sesuatu yang amat berharga baginya. Ia tahu Jimin bukanlah orang yang polos seperti wajahnya tetapi tidak pernah terbesit dalam pikirannya beginilah cara Jimin untuk membuatnya tetap menjadi milik pria itu.

Pintu terbuka dengan pelan, Seulgi dengan wajah serius mendekat pada Seulgi. Gadis itu memasang wajah dingin sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya lebih rapat. Jimin memandang gadisnya yang masih takut dengannya itu dengan sorot mata datar. Jimin membuka pintu lemarinya mengambil beberapa potong pakaian panjang dan meletakkannya di depan Seulgi.

"Mianhae, uljima," kata Jimin sambil mengusap air mata Seulgi dengan ibu jarinya. Seulgi masih memandangnya dengan tajam.

"Jimin brengsek," maki Seulgi.

"Bagaimana mungkin kau merusak kekasihmu sendiri," kata Seulgi pelan sambil terus terisak. Ia tidak mempunyai tenaga untuk berbicara lantang jujur saja. Jimin sudah menguras seluruh tenaganya.

"Lalu aku harus merusak kekasih orang lain?" tanya Jimin.

"Kau benar-benar brengsek Park Jimin," balas Seulgi.

"Aku hanya takut kau akan meninggalkanku," ucap Jimin sambil mengangkat dagu Seulgi untuk menatapnya. Wajah sembab gadis itu mengundangnya untuk memberi kecupan di sekujur wajahnya. Jimin kemudian tersenyum manis.

"Aku hanya melakukannya sekali, aku janji tidak akan mengulanginya sebelum kita menikah," kata Jimin.

"Aku masih tetap membencimu," ucap Seulgi penuh penekanan.

"Keluar," perintah Seulgi pelan namun tegas. Jimin mengelus kepala Seulgi sebelum meninggalkannya.

Seulgi mendesis merasakan tubuhnya yang sakit akibat perlakuan Jimin padanya semalam. Tiba-tiba ia menangis kembali. Seulgi meremat selimutnya kencang untuk melampiaskan perasaaan kecewanya pada Jimin. Ia memukul-mukul bantal secara brutal dan melemparkannya ke sembarang arah. Ia menatap pakaian yang disiapkan Jimin untuknya, mengambilnya dengan kasar. Seulgi mencoba berdiri dengan susah payah dan memakai pakaian berupa sebuah celana panjang dan sweater berwarna orange milik Jimin.

Seulgi bergegas mencari tasnya kemudian berjalan keluar dengan buru-buru meskipun ia masih sangat lemas. Diabaikannya Jimin yang duduk di ruang tamu menatap Seulgi yang berjalan brutal dengan langkah yang tampak menyakitkan. Jimin dengan cepat berdiri dan mencekal tangan gadisnya.

"Kau sungguh membenciku?", tanya Jimin.

"Sangat," balas Seulgi dingin.

"Aku takut kalau kau akan meninggalkanku karena percaya dengan rumor yang sedang berkembang tentangku sekarang," jelas Jimin.

"Kalau kau melakukan cara kotor ini untuk mempertahankanku aku benar-benar akan membencimu," ucap Seulgi lemah hingga air matanya merosot tanpa permisi. Ia menghapus air matanya kasar.

"Mari kita sudahi semuanya," ucap Seulgi membuat tubuh Jimin menegang.

"Andwae," Jimin menolak permintaan Seulgi dengan cepat.

"Arrasseo aku tidak akan bertanya. Sekarang kita sudah selesai," ucap Seulgi. Seulgi meninggalkan Jimin yang masih mematung mendengarkan kalimat yang ia tidak ingin dengar sama sekali itu.

-----

Seulgi berjalan pelan menuju kamarnya. Bisa habis diinterogasi jika ia tidak pulang semalaman. Dengan langkah yang amat menyiksanya kali ini, ia mengendap-endap bagaikan pencuri saja.

"Seulgi-ah, sudah pulang?" tanya Irene yang baru saja keluar dari dapur terbukti dengan celemek yang menggantung di lehernya. Irene menatap Seulgi dari atas ke bawah dan terkunci pada telapak kaki gadis itu.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang