3

1.1K 114 1
                                    

Seulgi memasuki kamarnya dan membuka jendelanya yang menampilkan balkon penuh bunga itu. Ia duduk di satu kursi yang menghadap keluar sehingga ia dapat melihat langit malam yang penuh bintang. Tampaknya malam ini cukup cerah dengan cahaya bulan purnama. Tiba-tiba ia menjadi sentimental. Ia mengambil gitar dengan stiker RV di bodynya yang berwarna pink tersebut dan memetik senarnya mengalunkan lagu favoritnya akhir-akhir ini 4 O'clock dari V dan RM BTS. Untung saja ia menyanyikannya diam-diam, jika sampai ketahuan netizen, ini akan menjadi berita yang panas di kalangan shipper kpop. Ketika mengalunkan lagu tersebut ia teringat akan orang yang beberapa kali terakhir ini ia perhatikan. Ia mulai membayangkannya. Membayangkan wajahnya yang tampan dengan suara yang lembut. Siapa yang tidak tertarik pada Park Jinyoung Got7.

"Sepertinya aku harus membuat lagu juga", gumam Seulgi sambil tersenyum lebar.

---
"Saya mohon pinjamkan saya uang lagi, Ibu saya sangat membutuhkannya untuk biaya pengobatannya", seorang gadis dewasa tampak duduk di sofa ruangan PDnim dengan wajah yang serius.

Sang lawan bicara manggut-manggut kemudian menatap sang gadis.
"Kau belum membayar pinjamanmu yang kemarin, Jiyeon-ah", katanya tenang.

"Lalu apakah anda akan meminjamkan saya lagi?", tanyanya memastikan.

"Tidak. Aku memiliki sesuatu yang harus kuurus juga. Di dunia bisnis kita tidak bisa sepenuhnya mementingkan perasaan. Ini sudah bulan ketiga kau meminjam, namun belum sepeserpun kau menyicilnya", kata Bang PD tenang.

Sang gadis mendongak. Tatapannya seakan ingin menerkam manusia. Lee Jiyeon, tenangkan dirimu. Jiyeon tampak sangat marah terbukti dari caranya keluar dari ruangan dengan membanting pintu dan tanpa pamit atau setidaknya salam. Jimin yang baru saja melewati Jiyeon tampak terkejut dan segera mengejar gadis tersebut.

Jiyeon berjalan sangat cepat sambil sesekali menyeka air matanya. Jimin yang mengikutinya dari belakang paham betul bila noonanya itu sedang menangis. Ia cukup khawatir karena tidak biasa Jiyeon menangis apalagi setelah keluar dari ruangan bos mereka itu. Akhirnya Jimin berhasil menangkap tangan Jiyeon dan membalikkan tubuhnya. Dilihatnya wajahnya yang penuh air mata. Sontak, Jimin mengusap air matanya dan memeluk gadis berperawakan kecil tersebut. Ia mengelus rambut hitam sepundak gadis cantik tersebut.

"Ada apa noona?", tanyanya lembut.

Jiyeon menatap Jimin setelah melepaskan pelukannya. Menghapus air matanya sendiri kemudian mengeratkan jaket yang dipakainya.
"Aku akan mengundurkan diri dari sini", katanya sembari tersenyum lebar.

Bagaikan disambar petir Jimin tidak dapat berkedip. Bahkan bernafas saja sulit untuknya saat ini. Ia memegang pundak Jiyeon dan menundukkan pandangannya tepat di netra hitam sang gadis.
"Noona bisa bercerita apapun padaku. Jangan asal keluar saja. Mencari pekerjaan sekarang sulit", kata Jimin.

Sang gadis menggeleng mantap.
"Bukan itu, kurasa aku tidak lagi cocok di sini. Aku akan pergi ke tempat lain", jawabnya.

"Kemana? Biar aku mengikuti noona. Kemana?", bentak Jimin cukup keras sembari mengguncangkan pundak Jiyeon keras. Tangis Jiyeon pecah dan kembali memeluk Jimin. Namun Jimin hanya diam tanpa membalas pelukan noonanya.

"Tempat ini", ia menunjuk lantai yang diinjaknya saat ini.

"Tempat ini, tempat pertama kali seorang gadis desa datang untuk mendandani seorang anak ingusan berpipi tembam", kata Jiyeon sambil mengusap pipi Jimin.

"Aku sudah mulai bosan di sini", lanjutnya disertai kekehan.

"Aku akan ke sini setiap bulan. Kupastikan itu", janji Jiyeon sambil menunjuk wajah Jimin. Jiyeon pergi meninggalkan Jimin yang terpaku. Gadis itu memikirkan tentang ia yang harus mencari uang lebih banyak dari yang didapatnya saat ini di BigHit. Ia harus bisa membayar hutang serta membayar biaya rumah sakit ibunya. Jiyeon juga sudah cukup malu untuk bertemu Bang PDnim.

Jiyeon memasukkan telapak tanganya ke jaket hitamnya meninggalkan bangunan BigHit.

---

Seulgi mengambil ponselnya di atas nakas sembari merebahkan dirinya di atas kasur empuk berwarna kuningnya tersebut. Ia tersenyum memandang wallpaper ponsel yang menampakkan wajah ia dan teman-teman seagensinya ketika masih menjadi SMRookies.
"Sekarang kita sudah bukan rookie lagi", gumamnya. Jari lentiknya menyentuh ikon instagram untuk memposting foto yang diambilnya hari ini. Namun, atensinya teralih pada satu notifikasi pengikut baru. Ia akan bersikap biasa saja jika itu adalah penggemar atau justu hatersnya, tetapi akun ini tampak berbeda karena dalam foto profil, sang pemilik akun mengambil gambar di depan gedung Bighit Entertainment. Seulgi cepat-cepat mengetuk nama akun tersebut hingga muncullah tampilannya. Matanya tertuju pada tulisan staff of BigHit Entertainment pada profil singkatnya. Seulgi mengerutkan kening bingung. Apa semua anggota Red Velvet menerimanya? Gadis itu beranjak dari tempatnya menuju ke kamar Wendy yang terdekat dengannya. Setelah sang pemilik membukakan pintu, Seulgi langsung bertanya hingga Wendy tersentak.

"Sebentar aku cek ponsel dulu", katanya.

Setelah terbuka ternyata tidak ditemukan akun pengikut yang sama dengan Seulgi. Wendy dan Seulgi saling bertatapan.

"Sepertinya aku dalam masalah besar. Tapi aku tidak tahu ada apa antara aku dengan Bighit", ujar Seulgi.

"Aku rasa ada yang aneh, kita coba buka berita terbaru. Sudah lama juga kan kita tidak mengeceknya", ajak Wendy.

Keduanya larut dalam pencarian hingga menemukan rumor janggal.

"Ya Seulgi-ah i-ini ada rumor tentangmu", kata Wendy membuat Seulgi bergegas mendekatkan diri pada main vocal grup tersebut. Gadis itu membulatkan matanya lebar sambil menutup mulutnya yang terbuka sempurna.

"Kenapa bisa ada berita seperti ini. Ini benar-benar fitnah", omel Seulgi.

"Seulgi tenang. Sepertinya kau harus bertanya pada Jimin sunbae, apakah rumor ini yang membuatnya mengabaikanmu?", saran Wendy.

"Bagaimana cara aku bertanya padanya?", tanya Seulgi.

"Telepati", kata Wendy kesal dengan kepolosan Seulgi.

"Bukankah kita memiliki Taemin, Kai, Minho oppa, Jaehyun, Baekhyun oppa, Yoona eonni, banyak sekali", kata Wendy sedikit berteriak.

"Lalu ada apa dengan mereka?", tanya Seulgi masih kebingungan. Wendy memutar kepala Seulgi dengan kedua telapak tangannya hingga kepala gadis itu menatapnya.

"Kau terlalu sibuk hingga tidak paham apapun di sekitarmu beruang. Mereka kan dekat dengan member BTS. Mengapa tidak meminta tolong pada mereka untuk setidaknya meminta nomor Jimin sunbae untukmu?", saran Wendy.

Seulgi berpikir keras kemudia ia menyetetuk, "lalu aku harus menyimpan nomor Jimin sunbae?".

"Babo", toyor Wendy.

"Kau bisa menghapusnya setelah semuanya selesai hingga tidak ada rumor bodoh itu lagi. Tidak tahu, jangan bertanya lagi", Wendy menelungkupkan tubuhnya ke dalam balutan selimut tanda tidak ingin mendengar perkataan Seulgi lagi.

"Park Jimin", geram Seulgi. Ternyata gadis manis sepertinya bisa kesal juga haha.

Bersambung

Thank you for all readers. I hope this story won't be boring. Happiness :v

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang