106

797 94 14
                                    

Suga melirik Wendy yang termenung. Ia mengulum bibirnya khawatir. Yap, Suga khawatir perkataannya pada wartawan tadi membuat Wendy merajuk atau tersinggung. Suga memberanikan diri untuk menyentuh telapak tangan Wendy yang terkepal. Wendy menatap tangannya yang disentuh oleh Suga kemudian berganti menatap sang pria.

"Mianhae," ucap Suga.

"Kukira kau akan mengatakan yang sejujurnya tetapi kau malah berbohong pada mereka," kata Wendy. Suga menunduk dalam. Ia tahu mungkin Wendy merasa Suga masih labil.

"Aku tidak ingin kau berada dalam masalah," balas Suga.

"Geundae... cepat atau lambat semuanya akan terkuak. Aku tidak marah kau berbohong mengatakan kita hanya rekan kerja atau teman atau sahabat atau apalah tetapi aku merasa...,"

"Hubungan kita tidak untuk diumbar. Bahkan jika harus sembunyi-sembunyi pun aku siap menikahimu," kata Suga.

"Sudahlah, tidak usah memikirkan masalah pernikahan, tiba-tiba aku tidak mood," kata Wendy sambil menyampirkan tali tasnya di pundak bersiap pergi keluar dari studio milik Suga itu.

"Aku serius Wendy-ah," ucap Suga.

"Serius apa?" tanya Wendy.

"Serius ujian masuk perguruan tinggi, serius menikahimu tentu saja," kesal Suga.

"Wah, kau memiliki tekad yang kuat Min Yoongi. Sejujurnya aku bertanya-tanya, mengapa kau seniat ini denganku, kurasa aku bukan tipemu sebenarnya," kata Wendy.

"Kau terlalu banyak bicara Son Seungwan. Kau sendiri yang memberiku kalung untuk mengikatku, tandanya kau setuju untuk kunikahi," ucap Suga.

"Lalu bolehkah jika aku benar-benar mengklaimmu....Min Yoongi?" tanya Wendy. Suga mengulum bibirnya. Hubungannya dengan Wendy sungguh aneh. Ia sering menjelekkan Wendy berkata buruk padanya namun ia mencintainya sehingga tidak ada keraguan apapun dalam dirinya lagi tentang Wendy. Suga pun bingung dengan dirinya.

"Kau hanya mengklaimku dengan kalung ini? Bagaimana jika kulepaskan?" tanya Suga.

"Maksudmu?" tanya Wendy tidak mengerti.

"Kalung ini...bisa terlepas dariku kapan saja. Jika aku melepaskannya, maka tidak ada lagi Wendy yang mengikatku, tetapi jika kau menaruh kepercayaanmu padaku, maka aku tidak akan mudah melepaskannya," jelas Suga. Wendy terdiam sejenak sambil meremas tangannya. Pemuda berkulit pucat itu sampai bersandar di dinding saking lamanya menunggu gadis itu mengatakan sesuatu.

Namun bersandar pada dinding bukan pilihan tepat bagi Suga ternyata sebab tiba-tiba Wendy mengungkungnya, menatap kedua matanya seolah menginginkan Suga saat ini.

"Do it, so you can be mine," ucap Wendy. Suga mengedipkan matanya berkali-kali.

"Jika aku yang melakukannya, kau yang akan menjadi milikku, bukan aku yang menjadi milikmu," jawab Suga.

"Maka aku yang akan melakukannya," ucap Wendy.

Secepat kilat gadis itu mendorong Suga hingga berbaring di sofa ruangan itu. Suga terkejut bukan main, ingin mendorong Wendy namun ia adalah seorang gadis. Dan untuk pertama kalinya Wendy menciumnya lebih dulu. Bukannya Suga tidak suka namun Wendy membuatnya takut saat ini. Cara Wendy menghabisi bibirnya menyiratkan emosinya saat ini. Memang Wendy tidak terlihat marah, namun ia terlihat berambisi. Suga tahu ia tidak bisa menolak Wendy. Ia mengelus punggung Wendy yang berbaring di atas dadanya, tidak meraba raba lebih tepatnya. Di sela ciumannya Wendy membuang tas yang tersampir di pundaknya juga berusaha membuka kaos luarnya. Ia membuang kaos itu sembarang arah hingga menyisakan bra yang ia pakai saat ini. Suga membelalakan matanya kemudian mendorong Wendy hingga posisi keduanya terbalik. Wendy mengatur nafasnya yang memburu.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang