105

855 95 15
                                    

Seulgi mengamati Jimin yang tengah sibuk meletakkan bayi mereka fi di kereta bayi. Ia menyenderkan tubuhnya di pintu sambil mengerutkan keningnya. Seulgi bingung pasalnya Jimin mengatakan padanya ia sudah mulai kembali bekerja yang artinya masa cutinya sudah habis.

"Aigoo kkamjagiya!" pekik Jimin kala ia membalikkan tubuhnya terdapat Seulgi yang sedang berdiri di pintu. Ia pikir Seulgi adalah hantu karena rambut hitam panjangnya yang terurai.

"Eodiga?" tanya Seulgi.

"Ke suatu tempat," jawab Jimin.

"Kau mau membawa bayi-bayi berusia dua bulan ini kemana?" tanya Seulgi.

"Tidak kemana-mana, hanya di dalam sini," jawab Jimin.

"Heung? Di dalam rumah saja harus memakai kereta bayi?" tanya Seulgi bingung. Tanpa basa basi Jimin mendorong punggung Seulgi untuk ikut bersamanya. Meskipun kebingungan, Seulgi tetap menurut.

Mereka melewati lorong yang baru Seulgi tahu hari ini. Bukan lorong yang menyeramkan, masih suasana rumah, banyak gambar Jimin dan dirinya ketika photoshoot bahkan jepretan penggemar yang dipajang rapi dalam figura yang cantik menghiasi dinding lorong. Seulgi memutarkan matanya hingga kepalanya mengamati setiap hiasan di dinding sampai-sampai Jimin harus memutar kepala Seulgi agar wanita itu tidak menabrak.

"Sebegitu takjubnya?" tanya Jimin.

"Ini di mana?" tanya Seulgi. Jimin terkekeh lalu memeluk pundak Seulgi mendekat padanya.

"Babo, uri jib, kau lihat sendiri kan?" jawab Jimin.

"Aku baru pertama kali melihat ada tempat seperti ini di rumah," kata Seulgi.

"Dangyeonhaji, aku juga jarang ke sini," jawab Jimin.

"Ini tempat apa?" tanya Seulgi. Jimin hanya tersenyum, kemudian ia memutar gagang pintu hingga pintu berwarna coklat kayu itu terbuka. Seulgi membelakakkan matanya kala mendapati sebuah ruang yang dipenuhi kaca besar.

"Ruang apa ini?" tanya Seulgi.

"Tebak!" perintah Jimin.

"Dance practice?" tanya Seulgi.

"100% benar. Aku tahu kau suka menari dan kau adalah penari yang handal, kau suka freestyle, kau suka mencoba mencover beberapa lagu. Aku pun juga menyukainya," jelas Jimin.

"Karena kita sama-sama menyukainya kau membuat ini?" tanya Jimin.

"Eo. Aku dulu tidak pernah menyangka akan memiliki kekasih seorang penari, sehingga ide ini baru terpikirkan ketika aku melamarmu," jawab Jimin.

"Ruangannya bagus dan cukup luas," puji Seulgi.

"Menarilah," perintah Jimin.

"Museun norae?" tanya Seulgi. Jimin tampak berpikir sejenak. Kemudian ia tersenyum menatap Seulgi.

"Wae?" tanya Seulgi.

"Aku ingin kau menari lagu Havana," jawab Jimin.

"Park Jimin aku sudah tahu apa yang kau pikirkan ketika aku menarikan itu. Ya Tuhan kenapa aku memiliki suami yang mesum seperti dia," gerutu Seulgi.

"Tadi kau memberiku penawaran, Kang Seulgi. Lagipula aku menyukai lagunya, kau juga bisa aegyo dance dengan lagu itu," balas Jimin.

"Mana ada lagu seperti itu untuk cute dance," protes Seulgi.

"Lalu....mau dance bersama?" tawar Jimin. Seulgi yang semula menunduk kemudian mendongakkan kepalanya menatap Jimin.

"Eo...ani ani, aku tiba-tiba lelah," jawab Seulgi.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang