70

872 84 13
                                    

Seulgi membuka pintu kamar yang sudah beberapa hari ini tidak ditempatinya. Ia merasa rindu dengan kamarnya itu. Seulgi membuka gorden membiarkan cahaya memasuki ruangan itu. Waktu masih pagi. Seulgi sengaja meminta untuk pulang pagi-pagi sekali. Seulgi membekap mulutnya lagi-lagi ketika rasa mual melandanya. Ia bergegas menuju kamar mandi dan mengeluarkan apa yang ingin dimuntahkannya di sana.

"Kau masih sakit Seul?" tanya Irene yang entah sejak kapan berdiri di pintu kamar mandi. Seulgi menatap Irene senatural mungkin demi menutupi fakta bahwa ia mual bukan karena sakit. Wanita itu mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Irene.

"Aku membawakanmu susu hangat untuk meringankan sakit pencernaanmu," ucap Irene. Seulgi melirik ke arah segelas susu di mejanya. Ia mengangguk sambil tersenyum.

"Huekkk," Seulgi kembali merasa mual sehingga ia kembali fokus pada dirinya sendiri. Irene menggelengkan kepalanya kemudian mendekat ke arah Seulgi, mengurut tengkuknya.

"Sepertinya kau harus lebih teratur dalam jam makan sekarang. Makanlah lebih banyak sekarang. Lihat kau sakit karena kurang makan juga pasti," ucap Irene.

"Arraseo gomawoyo," balas Seulgi di tengah-tengah rasa mualnya yang tak kunjung berhenti.

"Eonni sepertinya aku ingin beristirahat," ucap Seulgi bermaksud mengusir Irene tetapi dengan cara halus. Irene merotasikan bola matanya.

"Kau harus makan dulu tapi," perintah Irene yang diangguki Seulgi.

"Kau ingin makan apa?" tanya Irene.

"Aku ingin sesuatu yang kenyal dan manis," jawab Seulgi membuat kedua alis Irene bertaut.

"Makanan seperti apa itu? Jelly?" tanya Irene.

"Eummm jelly boleh juga," jawab Seulgi. Irene buru-buru menoyor pelan kepala wanita yang beridiri di depannya ini.

"Babo, makan makanan pokok Seulgi-ya, bukan makan snack," ucap Irene.

"Tetapi aku ingin jelly," kata Seulgi memelas.

"Kau seperti orang mengidam saja," balas Irene asal namun sukses membuat jantung Seulgi berdebar.

"A-aniyo, geunyang massiseo," sanggah Seulgi.

"Kau makan makanan apapun yang kupesan saja tidak usah protes. Aku akan membelikanmu jelly setelah kau makan dengan benar," ucap Irene membuat Seulgi mengerucutkan bibirnya sebal.

"Cepatlah pesan makanan kalau begitu," final Seulgi. Irene mendesah pelan lalu berjalan meninggalkan Seulgi sendiri.

Sepeninggal Irene, Seulgi mendudukkan dirinya kemudian ia menghembuskan nafasnya teratur sambil memejamkan matanya. Kandungannya mulai memasuki minggu ke sembilan, sudah terasa di perutnya. Kemudian wanita itu merebahkan dirinya di atas kasur sambil menatap langit-langit kamarnya.

Seulgi seperti teringat sesuatu kemudian ia menengok ke arah meja di mana terdapat segelas susu yang belum ia sentuh.

"Tumben sekali eonni membuatkan minuman tanpa diminta," gumam Seulgi. Ia mengambil susu itu dan meminumnya.

"Tidak buruk," ucapnya.

------

"Kamsahamnida," ucap seorang gadis yang selesai membeli minuman di sebuah cafe langganannya. Gadis dengan dress peach dan sepatu sneakers itu berjalan keluar dari cafe namun malang tasnya tersangkut di pintu membuatnya mendesah kesal. Terlihat kesulitan menarik gantungan tasnya yang terselip, tiba-tiba sebuah tangan putih menyentuh tangannya bermaksud membantu. Wendy gadis itu mengangkat kepalanya untuk melihat lebih jeli siapa pria bertopi yang sedang membantunya itu. Ternyata cukup sulit membuat gantungan tasnya keluar dari jepitan pegangan pintu terbukti tangan pria yang membantunya sampai berurat. Beruntung ia bisa mengeluarkan gantungan tas Wendy.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang