64

718 86 6
                                    

"Untuk apa memberi bunga mawar terus, memangnya yang punya rumah sudah mati?" tanya sebuah suara laki-laki muda. Jimin sontak membalikkan tubuhnya menatap si pemilik suara. Seorang pemuda yang ia tahu siapa tetapi tidak cukup akrab dengannya, sama sekali belum pernah bercakap-cakap.

"Annyeong haseyo, Na Jaemin imnida," sapa Jaemin sambil membungkuk hormat pada Jimin.

"Jeoseonghaeyo sunbaenim, mengapa kau tidak langsung menyerahkannya pada Seulgi noona?" tanya Jaemin. Baru saja Jimin akan menjawab namun lelaki yang lima tahun lebih muda darinya itu lebih dulu menjawab pertanyaannya sendiri membuat Jimin berpikir Jaemin gila.

"Semua orang di agensi sudah tahu kalau kau dan Seulgi noona berkencan, aniya sudah putus," kata Jaemin membuat Jimin ingin memukul kepalanya kalau tak ingat dia hanya pemuda ingusan yang lebih ingusan dari maknaenya. Jimin mengamati Jaemin dengan pakaian serba hitam tak lupa helm yang terpasang rapi di kepalanya dan sepeda yang ia tuntun. Cengiran khasnya tak luput dari pemeriksaan Jimin.

"Ya Jaemin-ah tunggu!" teriak pemuda lain dari belakang sana.

"Jeno-ya ppalli, Wendy-noona bilang dia memasak kue," teriak Jaemin. Oh sungguh Jimin ingin membekap mulut anak kecil ini.

"Oh annyeong haseyo," sapa Jeno. Kali ini menurutnya pemuda tampan ini lebih sopan dan diam daripada pemuda berambut pink sebelumnya.

"Sunbaenim ingin bertemu Seulgi noona?" tanya Jeno membuat Jimin menatapnya.

"Maaf untuk mengatakannya tetapi Seulgi noona sedang ada pertemuan dengan Mino sunbaenim," kata Jeno.

"Tetapi kalian sudah putus kupikir informasi ini tidak bermanfaat," lanjut Jeno membuat Jimin menggeram. Ternyata dua bocah ingusan ini sama saja. Jimin hanya mengangguk lalu memasuki mobilnya meninggalkan dua bocah yang masih mengamatinya sejak tadi.

.

Jimin melemparkan jaketnya asal dan merebahkan dirinya di sofa lalu memejamkan matanya.

"Kenapa dia dekat dengan banyak sekali laki-laki akhir-akhir ini," gumam Jimin.

"Kupikir dengan ia yang selalu mengambil bungaku setiap hari berarti dia mulai menerimaku kembali," lanjutnya.

Jimin tiba-tiba teringat akan hal-hal indah yang pernah ia lakukan dengan Seulgi dulu. Ia rindu untuk melakukan itu bersama. Ia ingin sekali berusaha lebih keras untuk mengejar Seulgi kembali namun jadwalnya yang padat menghalanginya. Hanya memberi gadis itu bunga saja, ia harus menyempatkannya di sela waktu istirahatnya. Itulah mengapa ia dan Seulgi tidak pernah bertemu. Seulgi juga pasti memiliki banyak kegiatan saat hiatus.

"Jimin-ah kita harus segera ke lokasi shooting MV," suara Suga mengagetkan pria itu membuatnya mengusap wajahnya dan menyugar rambut hitamnya.

"Ne hyung," balasnya.

.

"Jimin kenapa diam saja," tanya Jin. Padahal suasana di bus sedang ramai membahas tren rambut yang viral saat ini. Jimin tidak menjawab namun hanya memejamkan matanya.

"Kita akan segera sampai," kata manajer pada ketujuh pemuda itu.

"Ne," balas mereka.

"Jim, ayo turun," ajak Jin ketika mereka sudah sampai ke lokasi shooting. Jimin membuka matanya, entah kenapa kepalanya pusing sekali. Ia tampak lemas dengan wajah yang memucat. Pria itu keluar perlahan dari dalam mobil dengan hati-hati.

"Kau sakit?"tanya Jin yang dibalas gelengan oleh Jimin.

"Hanya sedikit lelah," balas Jimin.

"Kau terlalu lama berlatih koreo kemarin," kata Jin.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang