91

742 81 22
                                    

Angin semilir malam hari menerpa kulit mulusnya. Matanya terpejam menikmati hembusannya. Ia kembali membuka matanya kemudian tersenyum manis pada bintang yang berkedip mesra serta bulan yang bersinar setengah. Meskipun setengah, pemuda itu Jeon Jungkook tetap menyukainya.

Jungkook mengatupkan kedua tangannya, matanya kembali terpejam membayangkan sesuatu. Ia meneguk ludahnya sendiri saat tanpa permisi air matanya lolos dalam keheningan. Dari yang semula hening menjadi lebih keras seperti isakan. Hingga sebuah tangan menepuk pundaknya membuat Jungkook menoleh.

"Kau belum mengembalikan bukuku," ucap Yeri sambil tersenyum lebar. Jungkook heran mengapa Yeri bisa mengikutinya sampai rooftop begini.

"A-ah jeoseonghamnida, sepertinya bukumu kutitipkan pada Taehyung-hyung, aku akan mengambilnya, chankammanyo," kata Jungkook. Pemuda itu bersiap turun namun Yeri segera menahannya dengan kalimat mengejutkan yang tak pernah ia duga.

"Saenggil chukka hamnida," ucap Yeri. Jungkook membeku mendengar kalimat sederhana yang Yeri lontarkan.

"Maaf karena satu jam lebih cepat. Aku mengucapkannya selagi masih sempat bertemu denganmu," kata Yeri.

"Kamsahamnida, aku tidak menyangka kau tahu tanggal ulang tahunku," kata Jungkook.

"Tentu saja aku tahu. Aku melihat banyak birthday project fans untukmu," jawab Yeri membuat Jungkook malu.

"Aku bercanda. Kau boleh membawa bukuku sampai kapanpun. Anggap saja saenggil seonmul (hadiah ultah) dariku. Buku itu masih baru dan harganya mahal," ucap Yeri disertai tawanya yang ceria. Cukup membuat Jungkook tertular untuk tertawa juga setelah menangis sesenggukan tadi. Tunggu, berarti Yeri melihatnya menangis tadi. Jungkook menatap Yeri dalam hingga gadis itu kebingungan.

"Apa....kau melihatku....?"

"Jeoseonghamnida aku tidak tahu kau sedang menangis tadi," jawab Yeri. Matilah kau Jungkook, di mana citra laki-laki gagahmu.

"Gwaenchanhayo, semua orang mempunyai air mata, semua orang boleh menangis," kata Yeri.

"Benarkah begitu?" tanya Jungkook.

"Ne,"

Yeri melirik sepotong kecil kue ulang tahun berwarna pink yang tergeletak di atas tembok pembatas gedung ini.

"Kau merayakan ulang tahunmu sendirian?" tanya Yeri.

"Kalau boleh, maukah kau menemaniku?" tanya Jungkook. Entah keberanian darimana ia mengucapkan kalimat tadi. Mungkin ia sudah tertarik pada Yeri meskipun sedikit. Yeri melirik ponselnya sebentar kemudian ia mengangguk. Yeri berjalan lebih dekat pada Jungkook.

"Kau nyalakan dulu lilinnya," perintah Yeri.

"Aku lupa membelinya," jawab Jungkook.

"Heung? Bagaimana bisa barang penting seperti itu kelupaan?" tanya Yeri.

"Aku tidak pernah menyiapkan perayaaan ulang tahun sendiri. Pasti hyungku akan sibuk membuatnya untukku. Namun, kali ini berbeda. Aku juga pasti tidak bisa merayakannya tanpa Jin hyung, lebih baik aku sendirian," jelas Jungkook.

Hati Yeri mencelos mendengarnya. Ia merasa kasihan pada pemuda di sampingnya ini. Ia anggota termuda juga di grupnya, pasti berat untuknya.

"Gwaenchanha, tanpa lilinpun jadi. Ja, Jungkook-ssi sekarang buatlah permintaan sambil pejamkan matamu," ucap Yeri.

"Aku sudah melakukannya," jawab Jungkook. Wajah Yeri tampak kecewa, ia seperti sedang melucu saja sekarang.

"Tetapi aku ingin menceritakannya padamu," ucap Jungkook sengaja untuk menghibur Yeri.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang