96

838 90 8
                                    

Taehyung menutup pintu ruang rawat Jin meninggalkan pria Kim itu seorang diri. Jika bukan paksaan dari Jin yang menyuruhnya untuk sarapan lebih dulu, Taehyung juga enggan pergi, dirinya terlalu malas saking lelahnya aktivitas di belakang layar sekalipun. Pria itu membetulkan letak topinya. Siluet seseorang menarik perhatiannya. Ia berjalan cepat untuk mengejar langkah seseorang yang cukup mencurigakan. Pasalnya Jin dirawat di tempat yang cenderung sepi, tidak ada pasien lain kebetulan di sekitarnya, ini ruangan VIP pula.

Taehyung segera menarik tangannya untuk berhenti. Ia terkejut beberapa detik melihat orang di depannya. Orang di depannya juga ikut terkejut. Bukan terkejut karena Taehyung ada di depannya, namun karena pemuda itu berhasil menggapainya.

"Irene-ssi?" kata Taehyung.

"Eumm aku salah arah," alibi Irene.

"Ani, jelas kau ingin menemui Jin hyung, ga!" perintah Taehyung.

"Ani, aku tidak ingin ke sana," jawab Irene.

"Jin hyung pasti menunggumu, kau kekasihnya," kata Taehyung.

"Kenapa kau memaksaku? Kenapa kau sangat peduli pada hubunganku dan Jin?" tanya Irene.

"Karena aku menyayangi Jin hyung. Dia sangat bahagia bersamamu. Aku mohon," ucap Taehyung, kedua tangannya beranjak menyentuh tangan milik gadis di depannya.

"Buatlah Jin hyung bahagia lagi," lanjutnya.

"Taehyung-ah," panggil suara laki-laki dari belakangnya. Keduanya segera menengok ke sumber suara. Di sana, Jin berdiri sambil membawa kantong infusnya. Tatapan matanya tampak kecewa melihat tangan Taehyung dan Irene yang sedang bertautan. Buru-buru keduanya melepaskan tangan mereka.

"Eo, hyung, kau mau kemana?" tanya Taehyung.

"Kau melupakan dompetmu," jawab Jin. Lelaki itu langsung mendekat pada Taehyung yang tak jauh darinya. Mata Jin menatap Irene sejenak. Jelas terdapat pancaran kerinduan di sana, namun Jin sedikit kecewa pada dua orang di depannya sehingga ia hanya mengabaikan presensi Irene.

"Ja, jangan sampai kau tidak bisa membayar nanti," ucap Jin sambil menyerahkan dompet Taehyung pada tangan pemiliknya. Tanpa kata-kata Jin meninggalkan keduanya.

"Kejar dia," perintah Taehyung.

"Seokjin-ah," panggil Irene tanpa menggubris Taehyung lagi. Ia meninggalkan pemuda Kim itu untuk mengejar pemuda Kim yang lainnya.

Tak ada jawaban dari Jin. Ia masih terus berjalan mengabaikan Irene. Irene berjalan mendahului Jin hingga ia bisa mencegat langka pemuda itu. Jin menatap gadis cantik itu datar.

"Aku dan Taehyung tidak ada hubungan apapun," kata Irene.

"Banyak yang berubah saat aku koma kan?" tanya Jin dengan suara yang dalam.

"Taehyung memegang tanganku karena ia ingin memohon padaku, bukan karena ada apa-apa, kau tidak boleh percaya hanya pada yang kau lihat saja. Taehyung memohon padaku untuk tetap bersamamu. Ia tidak bersalah" jelas Irene bahkan sebelum Jin meminta.

"Sudah selesai?" tanya Jin.

"N-ne?" tanya Irene sambil menatap Jin tepat di kedua matanya. Jin  mendekat pada Irene dengan sorot mata yang melunak. Ia meneguk ludahnya ketika menyentuh permukaan kulit Irene. Jin menundukkan wajahnya untuk menempelkan bibirnya pada bibir gadis itu. Keduanya memejamkan matanya menyalurkan kerinduan lama sebelum Jin memperdalam ciuman mereka. Jin menggigit bibir Irene untuk menciumnya dengan lebih intens. Irene memeluk pinggang Jin menandakan ia nyaman dengan apa yang Jin lakukan padanya. Ia sangat merindukan Jin. Tidak ada tanda-tanda Jin ingin melepaskan ciuman mereka bahkan setelah lebih dari tujuh menit.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang