97

811 90 12
                                    

Semua member sibuk sendiri mengabaikan presensi Jin yang justru adalah tokoh utama di sini. Ia mendesah pelan karena tak satupun member memperhatikannya.

"Yeudeura, kalian tampak sibuk sekali?" tanya Jin sekedar untuk mengode saja sih. Tidak ada yang menjawab satupun. Ia bosan, tidak ada yang bisa ia mainkan. Ponselnya sendiri sudah remuk karena insiden itu. Pikiran Jin menerawang jauh sebab ia tidak memiliki hal yang harus dikerjakan. Ia mulai mengingat bagaimana ia bisa berakhir di rumah sakit ini.

"Aku ingat aku ingin bertemu dengan Irene, lalu sesuatu mendorongku dan aku terhantam. Chankamman....," gumam Jin.

"Suga-ya," panggil Jin.

"Eo," jawab Suga singkat.

"Siapa yang membawaku kemari setelah insiden itu?" tanya Jin. Suga tampak mengingat-ingat peristiwa beberapa minggu lalu.

"Eummm....saat kami sampai ada Irene-ssi," jawab Suga.

"Berarti aku dan Irene berada di satu lokasi kejadian?" tanya Jin.

"Pas...tinya, wae?" tanya Suga bingung. Mengapa Jin tiba-tiba bertanya.

Jin terdiam seperti memikirkan sesuatu. Ia tampak tenang namun seolah beban pikiran memenuhi otaknya. Suga menyadarinya, ia tahu apa yang dipikirkan hyungnya itu saat ini.

"Hy-hyung," panggil Suga.

"Gwaenchanha? Apa Irene baik-baik saja?" tanya Jin. Suga menatap mata Jin yang menyiratkan perasaan bersalah. Suga merangkul pundak Jin.

"Annyeong haseyo," sapa sebuah suara di ambang pintu. Semua mata tertuju padanya. Segera para member memperbaiki duduk serta keadaan ruang rawat Jin yang yah sedikit berantakan. Mereka tersenyum pada kekasih hyung tertua mereka itu.

Irene mendekat pada Jin dengan hati-hati. Masih sedikit canggung pada member Bangtan yang lain. Ia hanya berkali-kali menundukkan kepalanya. Irene menatap Jin yang tiba-tiba sendu.

"Wae?" tanya Irene. Matanya tak sengaja bertemu dengan Suga yang ada di sisi kiri Jin. Suga menggedikkan bahunya sebagai jawaban.

"Hyung, kau tanyakan pada bidadarimu sendiri, aku yakin semuanya okay," kata Suga.

"Wae?" tanya Irene sekali lagi.

"Kau terluka?" tanya Jin.

"Maksudmu?" tanya Irene balik.

"Jika kau dan aku bersama saat kejadian, pasti banyak yang merekam kita berdua kan?" tanya Jin. Bola mata Irene bergerak tidak tenang. Ia ingin berbohong kalau ia baik-baik saja, ia ingin mengatakan pada Jin jika ia tidak apa-apa, namun tangan Jin menggenggam pergelangan tangannya erat dengan mata mendongak memohon kejujuran darinya. Irene tidak tega melihat mata Jin yang berkaca-kaca seperti itu.

"Meskipun aku mengalami kesulitan, aku tidak ingin kau terlalu memikirkanku," ungkap Irene.

"Kenapa? Aku lelakimu," kata Jin.

"Jin, kau baru saja sembuh, pikirkan segala hal yang bagus. Kalau kau sudah sembuh lakukan semaumu," balas Irene.

"Kalau begitu, rawatlah aku agar cepat sembuh," pinta Jin.

Member BTS sudah memutar mata malas, tak jarang mereka ingin muntah mendengar kalimat Jin yang sok romantis, ow sungguh menggelikan. Suga pun ingin cepat keluar menemui Wendy jikalau ia tidak ingat harus mengantar Jin sampai dorm hari ini.

"Arraseo," jawab Irene kemudian. Sebenernya ia justru lebih tenang meskipun harus menerima komentar jahat. Selain komentar yang jahat, ia juga menerima banyak dukungan. Karena banyaknya berita saat Jin kecelakaan, hubungannya dengan Jin menjadi tersebar secara tidak sengaja.  Irene tenang karena sekarang ia tidak perlu bersembunyi dari para netizen, toh mereka sudah tahu segalanya kan. Saat ini, Irene hanya ingin memberikan senyuman termanisnya untuk orang yang ia cintai, menguatkan orang yang memberinya kekuatan, Kim Seokjin.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang