95

773 80 5
                                    

Jimin berkali-kali mengelilingi ranjang bayi-bayinya sambil memegang ponselnya. Hal itu menuai pertanyaan di pikiran Seulgi. Ia melihat Jimin tampak sibuk sedari tadi.

"Mwohae?" tanya Seulgi.

"Memotret mereka," jawab Jimin.

"Aigoo kukira kau melakukan apa," kata Seulgi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aigoo kukira kau melakukan apa," kata Seulgi.

"Kenang-kenangan, karena kita bisa pulang hari ini kan," kata Jimin.

"Eo, aku sudah mengemasi semuanya. Di rumah nanti kita tinggal membereskan kamarnya," ucap Seulgi. Jimin tersenyum sebagai jawaban.

"Jimin-ah, kau akan sering bolak-balik setelah ini," kata Seulgi sendu.

"Gwaenchanha, aku laki-laki. Apa yang kau khawatirkan," balas Jimin.

"Ja, kita pulang sekarang," ajak Jimin. Jimin membawa putrinya sedangkan Seulgi membawa putranya. Mereka berdua benar-benar tampak seperti keluarga bahagia.

"Agar aman, kau harus selalu di sampingku, jangan berjalan di belakang," kata Jimin.

"Geurae," jawab Seulgi.

Sengaja Jimin memilih waktu malam hari. Biasanya malam seperti ini, jam besuk sudah habis sehingga tidak terlalu banyak orang berlalu lalang. Segera saja keduanya memasuki mobil Jimin dan melesat pergi.

"Jin hyung sudah siuman," kata Jimin membuat Seulgi terkejut.

"Kapan?" tanyanya.

"Tiga hari yang lalu," jawab Jimin enteng.

"Kenapa baru bilang sekarang?" tanya Seulgi. Bagaiamana bisa Jimin diam saja selama ini. Setidaknya kan Seulgi bisa mengabari Irene.

"Hehe," cengir Jimin.

"Kau terlalu banyak rahasia," kesal Seulgi.

"Itu bukan rahasia sebenarnya. Para member sudah sering membahas, masa kau tidak dengar?" tanya Jimin.

"Mereka tidak mengobrol denganku, bagaimana mungkin aku tahu," jawab Seulgi.

"Yang penting sekarang sudah tahu kan? Oiya, Jin hyung bilang dia ingin tahu bayi-bayi ini," kata Jimin.

"Dia bisa berkunjung kapan saja, memangnya kapan Jin sunbae keluar?" tanya Seulgi.

"Secepatnya, pasti," jawab Jimin mantap.

Jimin tiba di rumahnya, rumah keduanya. Tempat di mana dulu hanya dihuni oleh dua orang kini menjadi empat orang langsung.

"Jimin-ah selama ini aku melupakan hal penting," ucap Seulgi misterius.

"Mwo?" tanya Jimin.

"Siapa nama bayi kita?" tanya Seulgi. Jimin tersenyum penuh arti membuat Seulgi bingung.

"Kenapa malah senyum?" tanya Seulgi.

"Kau tahu aku sangat perfeksionis, aku sudah menyiapkannya. Kajja," ajak Jimin ke kamar mereka. Mereka sengaja menjadikan satu kamar mereka dan bayi-bayi ini karena bayi pasti sering menangis. Tidak tega juga meninggalkan mereka di malam hari di ruangan tersendiri. Dengan begini Seulgi dan Jimin bisa menjaga bayi mereka lebih baik.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang