"Seulgi-ah mwohae?," tanya Irene ketika memasuki kamar Seulgi. Gadis itu sedang duduk di balkonnya sendirian.
"Melamun lagi?" tanya Irene. Gadis itu masih terdiam seribu bahasa. Irene yang bingung dengan Seulgi segera mendekatinya. Irene terkejut dengan wajah pucat Seulgi.
"Ya Seulgi, kau demam?," kata Irene panik lalu memegangi kening Seulgi. Seulgi menyingkirkan tangan Irene dari keningnya.
"Sedikit, tenang saja," jawab Seulgi.
"Ani ani, sekarang kau harus tidur. Udara malam tidak baik untuk kesehatan," kata Irene sambil menggiring Seulgi menuju kasurnya. Setelah memastikan Seulgi berbaring dengan nyaman, ia menutup pintu balkon.
"Mau kukompres?" tawar Irene yang dijawab gelengan oleh Seulgi.
"Aku mau tidur saja," jawab Seulgi.
"Geurae, jalja," kata Irene.
Sepeninggal Irene, Seulgi tidak langsung terlelap. Pikirannya masih menerawang kepada kejadian beberapa hari lalu ketika ia dan Jimin kembali menjadi sepasang kekasih. Ia sebenarnya cukup menyesal, kenapa ia bisa semudah itu luluh pada pria Park itu. Namun, suaranya sungguh meyakinkan apalagi ketika pria itu menciumnya ah rasanya seperti semuanya benar-benar menghipnotisnya. Seulgi kemudian menggerayahi kasurnya untuk mencari ponsel dan earphonenya. Ia yakin sudah meminta Yeri untuk membantunya mencharger ponsel. Ia juga belajar untuk mulai melakukan semua hal yang ia mampu sendiri walaupun dengan meraba-raba. Jari lentik Seulgi mulai bergerak ke playlist musiknya. Ia memilih random saja dengan sekali klik hingga lagu Bad Boy mereka yang terputar.
"Yayaya! Kenapa lagu ini," kata Seulgi. Bukan apa-apa, lagu ini mengingatkannya pada Park Jimin. Pikiran Seulgi tidak dapat terkontrol jadinya. Ia kembali mengingat momen basket mereka setahun yang lalu. Wajah berkeringat, jakun yang naik turun, tatapan tajam yang mendominasinya, pelukan hangatnya, dan terakhir ciuman yang sampai saat ini masih membekas di bibirnya.
"Yaaaaa!!!," rengek Seulgi sambil menghentak-hentakkan kakinya.
Ia bahkan masih ingat bagaimana cara Jimin merengkuh pinggangnya posesif dan mengangkat dirinya seolah-olah ia boneka yang ringan. Cara pria Park itu mengungkungnya dan mengelus permukaan tangannya serta bisikan dengan suara yang dalam bisa membunuhnya saat ini.
"Hentikan pikiran kotormu itu Kang Seulgi, hentikan sekarang!" kata Seulgi frustasi pada dirinya sendiri.
Namun, pada akhirnya gadis itu berhasil menghentikan pikiran gilanya akibat sebuah panggilan masuk menggantikan suara lagu yang ia putar. Ia menekan earphonenya untuk menerima panggilan. Sejujurnya ia tidak tahu siapa yang menghubunginya saat ini.
"Yeobeoseyo," kata seseorang dari seberang sana.
"Sunbae," jawab Seulgi gugup.
"Haha kenapa dengan suaramu? kau ketakutan?," tanya Jimin.
"A-aniyo hanya kaget," jawab Seulgi.
"Sekarang masih pukul tujuh malam, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat," kata Jimin.
"Jigeum? Tiba-tiba?" tanya Seulgi.
"Eo, jigeum wae?," tanya Jimin.
"Aku tidak yakin Irene eonni akan mengizinkanku," kata Seulgi pelan.
"Aku akan izin padanya," jawab Jimin santai.
"Ya kau gila!" maki Seulgi.
"Ne, noona ttaemuniyo (karena noona)" jawab Jimin.
"Noona, aku serius," kata Jimin lagi.
"Kenapa tiba-tiba memanggil noona?" tanya Seulgi.
"Aku sedang merindukanmu," jawab Jimin kelewat santai. Tidak tahu apa, gadis yang sedang ia ajak bicara jantungnya sudah hampir copot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear | Jimin X Seulgi
FanficIn the beginning, their relationship is just a rumor. I can't understand you anymore - Kang Seulgi It's hard for me - Park Jimin Should I give up - Kang Seulgi But I still want you - Park Jimin In fact they can't love each other But we still don't...