Seulgi mengusap wajah Jimin yang kelelahan. Pria itu sudah jatuh dalam pangkuannya. Ia baru saja pulang dari kantor padahal seharusnya ia masih menikmati waktu liburannya. Namun, kejadian tak terduga ini mengacaukan segalanya. Seulgi hanya berharap semua ini cepat selesai, yang paling penting Jin segera siuman. Sudah lebih dari dua minggu sejak kejadian, Jin belum juga membuka matanya. Bahkan ini sudah akhir Agustus.
Jimin melenguh pelan tanda ia terusik dan ingin bangun dari tidurnya.
"Kenapa bangun?" tanya Seulgi.
"Ini pukul berapa?" tanya Jimin.
"Pukul sembilan malam," jawab Seulgi.
"Aku harus ke rumah sakit," tekad Jimin.
"Jimin-ah," panggil Seulgi ketika pria itu sudah mengambil jaketnya yang tersampir di punggung sofa. Pria itu menengok sekilas pada Seulgi.
"Wae?" tanyanya.
"Memangnya tidak lelah pergi lagi? Baru saja kau pulang," tanya Seulgi. Kali ini ia jujur benar-benar mengkhawatirkan Jimin.
Jimin berjalan mendekati Seulgi dan mengelus kepalanya dengan sayang kemudian mengecupnya. Tatapan menengadah Seulgi membuat Jimin gemas dan mengecup bibirnya sekilas.
"Kasihan nanti kalau Jin hyung sadar tidak ada orang bagaimana?" tanya Jimin.
"Kalau begitu, aku ingin ikut," kata Seulgi.
"Andwae, di sana tidak nyaman, lebih baik kau ke dorm saja ya?" tawar Jimin.
"Gwaenchanha," jawab Seulgi.
"Andwae Seulgi-ah," tolak Jimin tegas namun masih bernada halus.
"Wae...."
"Di sana semuanya laki-laki. Bayangkan kalau hanya kau yang perempuan pasti sangat membosankan," jelas Jimin.
"Arraseo, tetapi aku hanya ingin melihat Jin sunbae sebentar saja, lalu aku akan pulang ke dorm," pinta Seulgi.
"Irene noona kan yang memerintahmu?" tanya Jimin.
"Sasireun aniya (sebenarnya tidak). Irene eonni sepertinya serius tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Jin sunbae. Aku sedikit kasihan padanya. Ia sebenarnya masih mencintai Jin sunbae," jelas Seulgi.
"Kalau begitu ia seharusnya tidak melepaskan begitu saja. Jin hyung adalah salah satu spesies terlangka di dunia ini, kalau melepasnya sulit untuk mendapatkan gantinya," kata Jimin.
"Apa kau lupa? Dulu saja kau pernah memutuskanku sepihak saat pertama kali bukti kencan kita terekspos ke media," ucap Seulgi mengorek luka lama seolah menyindir Jimin.
"A-ah itu....sebaiknya tidak usah diingat lagi. Lagipula kita sudah bersama kan sekarang. Yang bisa kita lakukan adalah mendukung mereka agar tidak menjadi seperti kita dulu. Kalau dipikir kasihan Jin hyung juga. Siapa tahu dia amat menyukai Irene noona sehingga akan sangat terluka jika mendengar bahwa Irene noona memilih untuk mengakhiri hubungan. Aku takut Jin hyung akan berubah," kata Jimin.
"Berubah?" tanya Seulgi.
"Iya, dari yang tadinya ceria menjadi murung. Aku sudah sering mendengar cerita tentang orang yang berubah kepribadiannya karena putus cinta," lanjutnya.
"Lalu Irene noona juga bisa seperti itu?" tanya Seulgi.
"Tentu. Tetapi bisa juga menjadi lebih positif tergantung sebabnya saja. Dalam kasus Irene noona dan Jin hyung bisa saja keduanya malah tertekan," jelas Jimin.
"Aku akan sangat sedih bila berada di posisi Irene eonni," ucap Seulgi.
"Aku juga menginginkan Jin hyung segera sadar dan melanjutkan kisahnya bersama Irene noona kembali," balas Jimin. Ia tersenyum tulus menandakan ia bersungguh-sungguh atas perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear | Jimin X Seulgi
FanficIn the beginning, their relationship is just a rumor. I can't understand you anymore - Kang Seulgi It's hard for me - Park Jimin Should I give up - Kang Seulgi But I still want you - Park Jimin In fact they can't love each other But we still don't...