Seulgi membuka kunci pintu rumah Jimin dengan perlahan. Sudah lama ia tidak pulang ke rumah itu. Semenjak Jimin sibuk dengan kariernya kembali, Seulgi juga memilih untuk tinggal di dorm Red Velvet. Selain karena ia sudah nyaman di sana ia juga tidak kesepian. Namun, malam ini Seulgi dalam balutan kaos dengan luaran kemaja kotak-kotak dan jeans longgar memilih untuk menyambangi rumah suaminya itu. Bukan tanpa alasan, ia pikir rumah pasti sangat kotor jika dibiarkan terlalu lama tanpa penghuni.
Masih gelap. Seulgi buru-buru menyalakan lampu dan menscan seluruh sudut ruangan. Ia berdecak kala menemukan banyak debu di lantai dan perabotan. Seulgi segera membersihakan seisi rumah tanpa jeda, padahal ia baru saja pulang dari Seulgi's Housenya.
Ia membuka pintu kamarnya dan Jimin. Masih sama seperti pertama kali masuk. Mereka hanya semalam tidur di tempat ini, selepasnya Jimin harus lebih banyak berada di luar rumah karena tuntutan pekerjaan. Ia memahami ini semua karena ia juga seorang artis. Sampai saat ini Seulgi masih terus tertawa jika melihat foto-foto debut keduanya. Ia melihat Jimin yang masih tampak gembul dan berpipi chubby.
"Bagaimana kalau kau mirip appa?" tanya Seulgi pada bayinya.
"Tetapi appa sekarang sangat tampan," lanjutnya.
Seulgi tersenyum menatap perutnya yang membuncit. Tak terasa sekitar lima bulan lagi, bayinya akan hadir ke dunia. Seulgi sejujurnya belum siap bayinya lahir ke dunia. Dunia terlalu kejam untuknya. Bagaimana kalau bayinya mendapat hujatan dari netizen, bagiamana kalau kelahiran bayinya akan merusak karier keduanya. Meskipun publik sudah mengetahui Seulgi dan Jimin akan memiliki bayi.
Seulgi meletakkan alat bersih-bersihnya. Ia memilih merebahkan diri di atas ranjang. Tak bisa dipungkiri, menjadi wanita hamil sangat melelahkan. Ia menjadi dua kali lebih cepat lelah daripada biasanya. Ia harus menjaga makanannya, jam tidurnya, aktivitasnya, semua demi kesehatan bayinya. Ia berbaring sambil menatap poster grupnya di era Ice Cream Cake. Red Velvet tampak manis dengan warna rambut yang sama.
"Bogoshipeo, chum (menari)," gumam Seulgi.
"Kurasa aku masih bisa menari, kenapa mereka terlalu overprotektif padaku,"
"Jimin sesibuk itukah? Bagaimana caranya agar dia menjawab teleponku? Kenapa dia tidak pernah menjawab teleponku?" kesal Seulgi.
"Jangan-jangan staf centil itu lagi? Dia melarang Jimin menghubungiku? Wah daebak," kata Seulgi.
"Kita coba hubungi appa sekali lagi ya?" tanya Seulgi pada bayinya. Ia mengetuk ikon panggilan pada kontak Jimin dengan cepat. Matanya bergerak ke kanan dan ke kiri menunggu tersambungnya panggilan mereka, namun sepertinya ponselnya tidak aktif. Seulgi tidak marah, dia bahkan sudah sering menahan rasa ngidamnya dan berusaha tidak merepotkan orang lain. Ia hanya kecewa pada Jimin yang sudah beberapa hari tidak menjawab teleponnya.
hi_sseulgi
hi_sseulgi I wanna dance
------
Pemuda dengan jaket hitam, topi hitam, dan celana jeans itu menutup pintu pelan, berjalan mengendap-endap sembari menengok sekeliling. Setelah dirasa aman ia berjalan secepat mungkin hingga berhasil menyentuh daun pintu. Namun tangan lain menyentuh permukaan tangannya membuatnya terkejut luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear | Jimin X Seulgi
FanfictionIn the beginning, their relationship is just a rumor. I can't understand you anymore - Kang Seulgi It's hard for me - Park Jimin Should I give up - Kang Seulgi But I still want you - Park Jimin In fact they can't love each other But we still don't...