88

706 86 1
                                    

Seulgi yang terus bergerak meskipun dengan usaha yang lebih ekstra membuat ngilu perasaan Yeri. Ia mengamati Seulgi yang menahan tubuhnya dengan tangan, bagaimanapun juga hamil tua memang seperti ini kan. Yeri kadang tertawa karena menurutnya Seulgi lucu.

"Eonni kapan gwiyomi ini lahir supaya aku bisa menggendongnya," tanya Yeri.

"Bulan depan seharusnya," jawab Seulgi.

"Oh? Cepat sekali ternyata. Tidak terasa ya," kata Yeri.

"Ck, yang benar cepat atau lambat?" sahut Joy yang baru saja menuruni tangga.

"Lama deng," jawab Yeri.

"Dasar tidak jelas," ucap Joy.

"Ah pokoknya aku hanya ingin bayi ini cepat lahir saja," ucap Yeri.

"Eonni, apa kau sudah menyiapkan segala keperluan bayimu? Kulihat kau belum sibuk apapun," tanya Joy. Seulgi tampak berpikir sejenak.

"Belum," jawab Seulgi polos.

"Ha? Bukankah kurang dari sebulan lagi lahirannya?" tanya Joy lagi.

"Eo, gwaenchanha," jawab Seulgi. Ia tersenyum kecut. Setiap ia dan Jimin baru saja berkumpul selalu saja ada halangan. Seulgi tidak mempermasalahkan masalah yang hadir, tetapi mengapa harus setiap ia dan Jimin hendak menikmati waktu bersama. Kadang ia berpikir kalau sebenarnya mereka tidak berjodoh.

"Mau kutemani?" tawar Joy.

"Andwae andwae, gwaenchanha, aku akan menunggu Jimin saja. Ia pasti kecewa kalau tidak ikut membelikan keperluan bayi pertamanya," tolak Seulgi.

"Eumm arraseo," final Joy.

"Eonni, kau harus makan tapi agar gwiyomi kecukupan nutrisi. Ja, aku memasak untuk eonni semua," ucap Yeri sambil mengeluarkan semua makanan yang di masaknya dan menaruhnya di meja.

"Eonni!" teriak Yeri karena sedari tadi Seulgi asyik memainkan ponselnya tanpa sedikitpun meliriknya.

"Eo ne, taruh saja dulu," jawab Seulgi seperlunya. Wajahnya tampak gelisah karena sambil terus memegangi ponselnya. Sedari tadi Jimin tidak mengangkat panggilannya apalagi membaca pesan-pesan darinya. Seulgi kepikiran pembicaraan Joy tadi kalau ia harus segera mempersiapkan keperluan bayinya kalau tidak ia bisa kelabakan pada akhirnya.

"Apa Jimin masih di rumah sakit? Apa dia sudah makan?" monolog Seulgi.

"Eonni ayo makan!" ajak member lainnya. Kali ini Irene sudah ikut makan bersama mereka. Mungkin ia sudah bosan mengurung diri di kamar sambil menangis.

"Eonni, aku senang kau kembali," ucap Seulgi yang dibalas senyuman tipis oleh Irene.

"Aku mau pergi keluar sebentar lagi, ke rumah sakit," ucap Seulgi. Irene mendongakkan kepalanya tertarik dengan percakapan namun ia memilih diam kemudian segera melanjutkan acara makannya berusaha mengabaikan segala hal tentang Jin lagi.

"Kalau begitu aku akan mengantar dan menemanimu," ucap Joy.

"Ani, jangan. Aku ingin menemui Jimin. Bagaimana kalau aku lama? Bagiamana kalau aku pulang ke rumah bersamanya?" tanya Seulgi.

"Ya sudah aku tinggal pulang sendiri," jawab Joy enteng.

"Jangan, aku kasihan padamu. Aku akan naik taksi online," tolak Seulgi.

"Kau sedari tadi menolakku terus wah hatiku sakit eonni," ucap Joy dramatis.

"Mian" balas Seulgi dengan nada meledek.

"Ah kkeut (selesai), aku pergi ke rumah sakit dulu, jangan mencariku," pamit Seulgi.

"Dia bersemangat sekali," ucap Wendy yang diangguki semua member Red Velvet.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang