58

670 83 5
                                    

"Noona, aku akan segera debut," kata Jaeyong tiba-tiba mengalihkan topik sehingga Seulgi tidak lagi merasa sedih berkepanjangan.

"Kapan?" tanya Seulgi.

"Video introductionku sudah dirilis, minggu depan kami sudah mulai promosi debut," jelas Jaeyong.

"Kalau begitu kau sudah dikenal orang. Kenapa tidak bilang, aku tidak bisa bersandar dan menemuimu dengan sembarangan seperti ini," kata Seulgi panik. Tidak dengan Jaeyong yang malah menggenggam tangan Seulgi.

"Aku menyayangi noona. Noona bisa menemuiku kapanpun. Aku bisa bilang pada publik kalau aku dekat dengan noona sebagai adik," balas Jaeyong.

"Aigoo, geurae?" tanya Seulgi sambil mengusap kepala Jaeyong.

"Eum noona, apakah sakit?" tanya Jaeyong membuat Seulgi mengerutkan keningnya.

"Mwo?" tanya Seulgi bingung. Jaeyong tersenyum kikuk sambil menunjuk pangkuan Seulgi dengan dagunya. Seulgi mengikuti arah dagu Jaeyong dan balas kikuk saat mengetahui maksudnya.

"Mianhaeyo haha, kurasa tidak pantas menanyakannya," kata Jaeyong kemudian.

"Aniyo, hatiku lebih sakit daripada fisikku. Aku seperti kehilangan harga diri," kata Seulgi. Jaeyong menatap mata  Seulgi dalam.

"Aku tahu Jimin-hyung salah. Tetapi melihat perjuangan kalian, apa noona benar-benar ingin meninggalkan dia?" tanya Jaeyong. Seulgi mengangguk..

"Dia juga melukaiku. Lalu apa bedanya dia dengan orang-orang yang mencelakakanku dulu?" tanya Seulgi membuat Jaeyong menutup mulutnya rapat.

-------

Sudah dua minggu sejak Seulgi memutuskan hubungannya dengan Jimin, keduanya tidak juga saling menghubungi. Jimin sangat ingin menghubungi Seulgi namun gadis itu selalu menolak panggilannya. Sepertinya rasa bencinya benar-benar besar. Ia selalu menonton setiap acara Seulgi. Ia baru saja selesai promosi untuk debut unitnya bersama Irene lalu acara mingguan yang ia pandu bersama seorang artis senior, Jimin tak pernah ketinggalan menonton di sela-sela waktu sibuknya. Jimin merasa sedikit frustasi dengan Seulgi.

"Jim, kau kenapa?" tanya Jhope.

"Ah hyung nan gwaenchanhayo, wae?" tanya Jimin.

"Agensi kita mendebutkan solois baru," kata Jhope.

"Nugu? Kenapa aku tidak tahu?", tanya Jhope.

"Kau terlalu sibuk dengan ponselmu," jawab Jhope.

"Kau masih berusah membujuk Seulgi?" tanya Jhope.

"Ne, aku masih menyukainya," jawab Jimin.

"Memangnya sebenarnya kenapa kalian bisa putus?" tanya Jhope. Jimin tidak gila untuk berkata sejujurnya tentang alasan Seulgi memutuskannya.

"Mianhaeyo hyung aku tidak bisa mengatakannya," jawab Jimin membuat Jhope mengangguk mengerti.

"Aku mau ke cafetaria saja," pamit Jimin yang diangguki Jhope.

Jimin berjalan menuju cafetaria sambil bersenandung. Dirinya ingin sekali meminum segelas kopi dingin untuk menghilangkan stressnya. Jujur saja ia yakin dirinya dan Seulgi akan baik-baik saja. Yang ia lakukan hanya memberi waktu pada gadis itu sampai ia bisa meredakan emosinya. Lagipula Jimin berjanji akan menikahi gadis itu, sehingga ia berharap tidak ada hal apapun yang Seulgi khawatirkan. Jika Jimin sudah berjanji, ia pantang untuk mengingkarinya.

"Kamsahamnida," kata Jimin pada sang penjual. Namun baru saja ia membalikkam tubuhnya, matanya menangkap bayangan sosok gadis yang dirindukannya selama seminggu ini hingga ia sulit makan dan tidur. Gadis yang selalu menolak panggilannya setiap kali ia ingin berbicara padanya.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang