107

859 90 20
                                    

Jimin menggeram rendah di ceruk leher Seulgi. Ia menahan pundak Seulgi yang hendak bangun dari sandarannya dengan satu tangannya. Seulgi lelah namun pria itu tidak mau tahu. Bahkan suara erangan dan tangisannya yang menyedihkan tidak terdengar di telinganya.

"Jimin-ah sakit," lirih Seulgi namun Jimin seperti tidak peduli. Ia masih bertekad untuk menghabisi Seulgi malam ini, di mobil ini, di tempat sepi nan gelap ini. Jimin mematikan lampu mobil hingga benar-benar redup.

Seulgi menyentuh rahang Jimin dengan bantuan sisa cahaya yang ada sedangkan pria itu menutup matanya. Keringat mengalir di pelipis pria itu sembari memperkuat gerakannya. Seulgi mendesis menyiratkan antara ia menikmati permainan Jimin namun juga menahan rasa sakit dan takut bersamaan.

"Jimin-ah jebal... berhenti," ucap Seulgi.

"Di mimpimu," jawab Jimin. Bukannya berhenti Jimin malah semakin menambah kekuatannya hingga Seulgi mengerang dan menangis kencang. Seulgi bisa merasakan Jimin di dalamnya teramat dalam. Ia rasa ia bisa mati di tangan Jimin malam ini.

-----

Jungkook terus saja berjalan mondar-mandir di depan televisi yang sedang Yeri tonton. Ini lebih baik karena Yeri sudah memperingatkannya untuk tenang. Sebelumnya Jungkook malah mengitari ruang keluarga itu sampai membuat Yeri pusing.

"Neo wae irae?" tanya Yeri. Ia mengurut keningnya sambil melihat Jungkook.

"Perasaanku tidak enak," jawab Jungkook sambil menyentuh dadanya.

"Kau punya perasaan?" ledek Yeri.

"Punya, tetapi bukan untukmu," jawab Jungkook. Tenang ia hanya bercanda. Tidak, belum lebih tepatnya Jung. Yeri memutar bola matanya malas mengubah posisi duduknya lebih fokus pada televisi.

"Jika perasaanmu tidak enak jangan memperlihatkannya di depanku kalau begitu. Perasaanmu kan bukan milikku," ucap Yeri sebenarnya menyindir.

"Ani....Jimin-i hyung bilang hanya menjemput, ini sudah dua jam," kata Jungkook.

"Mungkin mereka keluar, makan atau berbelanja terlebih dahulu, bisa saja kan? Kenapa kau ribut sekali," balas Yeri.

"Tidak terjadi apa-apa kan?" tanya Jungkook.

"Tidak. Duduklah atau kuikat kau dengan kursi," ancam Yeri.

-----

Jimin menjauhkan tubuhnya dari Seulgi sejenak. Ia menatap Seulgi yang sampai tertidur saking ia ingin melupakan rasa sakit dan takutnya malam ini dengan Jimin. Jimin menyentuh wajah Seulgi yang banjir air mata, sebagian sudah mengering. Tatapannya turun pada tubuh Seulgi yang tidak tertutup apapun saat ini berbeda dengannya yang masih sama seperti awal. Memang ini maunya, menghukum Seulgi hingga wanita itu tidak berani lagi dekat dengan pria yang sudah Jimin tandai. Ia tidak ingin Seulgi terlalu baik pada pria-pria itu. Ia ingin Seulgi berani untuk menendang, mendorong, melukai orang yang menggangunya dengan mengingat Park Jimin lah yang harus ia jaga perasaannya melebihi siapapun.

Tubuh Seulgi di mata Jimin tampak menyedihkan namun ia tidak menyesal telah membuat itu semua. Tak hanya tanda cumbuan, tanda gigitan semuanya membekas di tubuh ramping wanita itu. Jimin tahu Seulgi pasti merasa perih karena luka-luka goresan ini. Jimin menyentuhnya serta mencium luka-luka yang ia buat.

Jimin tak lupa memunguti semua pakaian Seulgi dan memakaikannya setidaknya hingga tubuh wanita itu tertutup. Jimin mengecup kening Seulgi yang tertidur lelap kemudian menjalankan mobilnya. Di tengah tidurnya, Seulgi terisak berkali-kali. Kali ini kau harus tahu Kang Seulgi, Park Jimin adalah orang yang kuat dan ambisius jika berkaitan dengan orang yang disayanginya.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang