43

672 76 2
                                    

Seoul, Maret 2020

Red Velvet duduk melingkar menghadap sebuah meja bundar bersama manajer mereka. Tampaknya sedang ada sesuatu yang serius untuk dibahas, terbukti dari wajah yang tampak tegang tidak dihiasi senyum sedikitpun.

"Pencapaian grup kita menurun akhir-akhir ini," kata manager membuat Red Velvet menunduk. Pendapatan mereka selama setahuh terakhir memang menurun akibat banyaknya kecelakaan dan skandal yang menghampiri mereka. Ini semua tidak terlepas dari turunnya performa group akibat tidak adanya dance lagi setelah salah satu member mereka tidak dapat lagi menari dengan benar.

"Apa aku harus keluar saja dari group, agar Red Velvet bisa sempurna lagi," kata Seulgi. Sontak semua orang memandang main dancer mereka itu.

"Apa yang kau katakan sih Gom, Red Velvet itu lima orang. Kalau hanya empat itu baru namanya tidak sempurna," kata Wendy.

"Seulgi-ah ini bukan salahmu," kata manajer. Meskipun semua orang mengakatakan ini bukan salahnya, namun Seulgi tahu kalau ini semua karenanya. Ia merasa ia tidak profesional sehingga tidak pantas lagi mempertahankan dirinya di balik nama Red Velvet. Group ini besar sebelumnya, namun sekarang hanyalah sebuah group biasa.

"Sudahlah, asal kita selalu melakukan yang terbaik kita pasti bisa," kata manajer. Ia mengambil semua tangan member Red Velvet dan menyatukannya.

"Kuharap kalian selalu bersama. Red Velvet lima orang kan?" tanya manajer yang diangguki semangat oleh semua orang kecuali Seulgi.

-----
"Ya Jim, mwohae?" tanya Taehyung kemudian memposisikan dirinya di samping dancer itu. Jimin hanya memperlihatkan layar ponselnya yang menampilkan lagu milik partner berbicaranya saat ini membuat Taehyung bertepuk tangan bangga.

"Joha?" tanyanya yang diangguki Jimin.

"Kenapa wajahmu cemberut? Kau belum makan?" tanya Taehyung pada Jimin. Pemuda Park itu hanya menggeleng membuat Taehyung heran luar biasa. Biasanya rekannya itu akan sedikit heboh ketika mendengarkan lagu seperti ini.

"Mendengar lagumu membuatku teringat pada Seulgi, my bear," kata Jimin.

She looks like a blue parrot
Would you come fly to me
I want some
Good day, good day, good day
Good day, good day

Jimin membayangkan ketika awal mereka saling mengenal. Seulgi adalah sosok yang ramah namun ia malah bersikap dingin padanya. Hingga ia berhasil menjadi orang yang mengobati luka di hati Jimin. Dengan tingkah polosnya membuat Jimin selalu tersenyum sepanjang hari.

Looks like a winter bear
You sleep so happily
I wish you a
Good night, good night, good night
Good night, good night

Jimin menjadi ingat Seulgi ketika mabuk. Ia benar-benar menyebalkan namun juga lucu di saat yang bersamaan. Ketika ia minta dibelikan ramyeon dan mengatainya. Sungguh Jimin tekekeh mengingatnya. Taehyung yang berada di sampingnya menjadi heran dan takut kalau Jimin sedang kerasukan.

Imagine your face
Say hello to me
Then all the bad days
They're nothing to me
With you

Jimin ingat juga ketika mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk bermain. Juga beberapa bulan lalu terakhir kali mereka bertemu sebelum keduanya memiliki kesibukan dan memutuskan untuk tidak saling bertemu sementara. Pada saat itu Jimin bisa melupakan kesulitan dan bebannya. Seulgi memang setahun lebih tau dirinya, namun tetap saja ia adalah seorang gadis mungil dengan kepolosan yang berlebih. Jimin merasa ia mengasuh seorang bayi.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang