112 (The End)

1.4K 115 28
                                    

Seulgi membuka perlahan kenop pintu ruang latihan SM dan mengintip sedikit ke dalamnya. Tampak sepuluh orang tengah bercengkrama membicarakan sesuatu dengan riangnya. Ia dapat melihat Joy dan Jungkook yang sedang berlatih harmonisasi. Ia juga bisa melihat Wendy yang tengah merengek sambil menggoyangkan lengan Suga ketika pria itu tidak mau membelikannya es krim kesukaannya. Seulgi tersenyum sesekali terkekeh. Pandangannya berganti pada Irene dan Namjoon yang tengah fokus, Seulgi bertanya-tanya kemana Jin, ternyata di sudut sana ia tengah bermain 007 bang bersama Jhope dan Yeri. Kali ini Seulgi benar-benar terhibur.

Sebuah tangan menepuk pundaknya membuat Seulgi terperanjat kemudian menolehkan kepalanya ke belakang mendapati seorang pria tengah menatapnya bingung.

"Sedang apa? Kenapa tidak langsung masuk? Ini kan gedung agensimu?" tanya Jimin.  Seulgi menatap ke dalam ruangan sekali lagi masih enggan masuk ke dalamnya.

"Lihalah pemandangan itu, aku tidak pernah sedikitpun menyangka akan ada hal seperti ini di perjalanan karierku," ucap Seulgi. Jimin menyentuh kedua pundak Seulgi dari belakang mengusapnya pelan.

"Pertemuanmu denganku adalah sebuah takdir yang membawa kita memasuki kehidupan ini, mengalami peristiwa ini. Ini adalah garis hidup yang mungkin diciptakan sebelum kita ada di dunia. Seulgi-ah, kau percaya jika aku memang diciptakan untukmu?" tanya Jimin. Seulgi mengangguk membuat Jimin segera memeluknya perlahan dari balik punggung mungilnya.

"Nan ulgo sipeo," rengek Seulgi sambil membalikkan badannya untuk memeluk Jimin.

"Aigoo, kau sudah melewati hari-hari yang berat untuk sampai di titik ini Seulgi-ah, kau harus bangga pada dirimu sendiri, kau melakukan semuanya dengan baik," ucap Jimin.

"Seulgi-ah, mianhae," lanjut Jimin. Seulgi mendongakkan wajahnya meminta penjelasan dari pria yang tengah ia peluk itu.

"Maaf karena aku selalu membuatmu terluka di masa lalu, bahkan sampai sekarang. Maaf jika aku belum bisa memberikan kebahagiaan yang semestinya. Maaf untuk segala kesalahan yang aku lakukan," ucap Jimin. Seulgi merasa iba melihat mata Jimin yang memerah. Ia bergegas menarik pria itu menuju sebuah ruangan kecil di dekat ruang latihan itu.

Jimin menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Seulgi menariknya untuk duduk di lantai ruangan. Ia duduk berhadapan dengan pria itu. Wanita itu menyentuh kedua lengan suaminya dengan niat menenangkannya yang bergetar menahan isak tangis. Seulgi melengkungkan bibirnya ke bawah menatap Jimin sendu. Melihat Jimin yang menangis tiba-tiba membuatnya merasa sakit juga.

"Aku merasa aku bukanlah pria yang tepat untukmu. Aku merasa aku terlalu buruk jika disandingkan denganmu. Bukankah aku tidak tahu diri?" tanya Jimin. Seulgi menggeleng. Ia pun turut mengeluarkan air mata karena Jimin.

"Kenapa kau berkata begitu di saat aku mencintaimu. Aku merelakan semuanya, mengikhlaskan semua yang terjadi karena kau Park Jimin. Justru karena kau adalah pria yang sempurna untukku, aku harus banyak berkorban untuk mendapatkanmu sehingga segala yang kukeluarkan akan setimpal denganmu," hibur Seulgi. Ia tersenyum kemudian memeluk pria itu di dadanya mengelus rambutnya dengan sayang.

"Aku mencintaimu Park Jimin, tak ada yang perlu kita sesalkan," ujar Seulgi. Ia menghapus air mata di wajah Jimin dengan jemari kecilnya.

"Aku lebih mencintaimu....Kang Seulgi," ujar Jimin.

-----

Panggung dengan nuansa hitam dan merah yang cantik tetapi juga elegan. Namjoon berdiri di bangku penonton menatap tatanan panggung dari kejauhan.

"Sempurna?" tanya Irene yang entah darimana datangnya. Ia menyilangkan tangannya di depan perut kemudian berdiri di samping pria jangkung itu sambil terus menatap ke arah objek yang sama. Panggung megah yang akan digunakan oleh 12 orang hebat itu nantinya.

Winter Bear | Jimin X SeulgiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang