Jari jemari lentik milik Suga tampak terampil membuat lagu. Mungkin tanpa banyak usaha ia bisa membuat lagu yang bagus. Ia mengalihkan pandangannya pada gadis berambut pendek dengan poni di dahinya. Gadis cantik yang bersamanya tiga jam terakhir ini. Gadis itu tertidur pulas dengan posisi duduk dan kepala yang ia letakkan di atas meja. Suga tersenyum memandang cantiknya wajah Wendy. Pria itu menggerakkan kursi berodanya mendekati gadis yang berada di sampingnya. Tangannya terulur merapikan rambut yang berjatuhan menutupi wajahnya.
"Bagaimana kalau aku menyukaimu?" gumam Suga. Memang Suga cukup cupu untuk urusan percintaan. Ia menyukai Wendy sejak lama, tidak selama Jimin juga tetapi lumayanlah. Suga mengingkari perasaannya sendiri juga sejak dulu. Ia sering mengatakan pada dirinya sendiri ia tidak menyukai siapapun, namun ia sedikit cemburu tatkala Jhope mengatakan dekat dengan Wendy. Suga takut jika Jhope juga menyukai Wendy.
Suga tidak bercanda tentang menawari gadis itu berkencan. Di mata Wendy mungkin ia hanya manusia dingin dengan mulut tajam sehingga segala hal yang ia ucapkan mungkin saja bermakna 'jangan dianggap serius jika tidak ingin sakit hati' padahal Suga pun serius jika Wendy mengatakan mau.
Suga menyandarkan tubuhnya pada kursi kerja sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Bagaimana mungkin Jimin yang ia kenal menghamili seorang gadis. Lalu apa yang akan ia lakukan pada Seulgi selanjutnya.
Suga tak menyadari jika Wendy sudah bangun sedari tadi namun ia hanya tetap terpejam. Wendy menelan ludahnya sendiri kemudian kembali menutup matanya di samping pemuda itu.
-----
Seulgi mengambil kalung pemberian Jimin. Kalung yang sederhana namun tidak dengan harganya. Seulgi pernah melihat kalung ini sebelumnya dijual dengan harga yang cukup mahal. Seulgi berpikir sebanyak apa uang Jimin hingga rela memberi hadiah semahal ini untuknya hingga Seulgi takut untuk memakainya. Bagaimana jika kalungnya rusak atau jatuh pasti sangat menyakitkan hati.
Ponsel wanita itu menyala menandakan ada pesan yang masuk. Pesan dari Jinyoung, tidak biasa Jinyoung mengirim pesan padanya. Ekspresi wanita itu berubah ketika membaca pesan dari Jinyoung. Untuk apa Jinyoung mengajaknya bertemu. Seulgi meletakkan ponselnya di perut membuatnya teringat dengan janinnya.
"Haruskah kita bilang pada appa?" tanya Seulgi pada baby Park di dalam sana.
"Andwae? Benar, pasti appa akan marah dan tidak mengizinkan, padahal Jinyoung ahjusi hanya ingin bertemu kan?" lanjutnya.
"Kita pergi saja ya," monolog Seulgi. Wanita itu mengambil tas kecil yang biasa ia pakai. Ia tampak berjalan santai. Udara sore hari menyapu kulitnya. Cukup dingin, batinnya. Seulgi menyusuri jalanan yang lengang. Karena lokasi yang disebutkan Jinyoung lumayan dekat, Seulgi hanya perlu berjalan kaki. Namun sebuah mobil yang ia kenal menghentikan langkahnya.
Dengan senyum manis, sang pemilik kelaur dari sana. Mendekati Seulgi yang berdiri seberangnya.
"Kau mau ke mana?" tanya Jimin.
Seulgi meremat jari-jarinya sambil menatap Jimin yang menunggu jawabannya. Haruskah ia katakan jujur jika ia ingin bertemu dengan Jinyoung. Seulgi tidak gila. Jelas-jelas Jimin pernah mengatakan jangan dekat dengan Park Jinyoung lagi.
"Seulgi-ya," panggil Jimin. Seulgi mengangkat wajahnya untuk menatap Jimin. Pria itu tersenyum manis sekali. Wajahnya berkali kali lipat lebih tampan menurut Seulgi saat ini hingga tak sadar membuat Seulgi ikut tersenyum.
"Tempat ini cantik ya," ucap Jimin. Seulgi mengamati sekitar. Memang jalan ini cantik. Musim semi di bulan Maret memang kesukaan sebagian orang. Banyak bunga-bunga tumbuh dengan cantik. Cukup dingin memang, tetapi mereka menikmatinya.
"Eo. yeppeo," balas Seulgi.
"Seulgi-ya," panggil Jimin lagi.
"Wae?" tanya Seulgi. Jimin memasang wajah serius kali ini. Seulgi merasa aneh dengan pria itu. Hanya dengan menunggu Jimin melanjutkan kalimatnya saja terasa mendebarkan bagi Seulgi.
"Gyeorheonhaja," ucap Jimin tepat menusuk manik mata Seulgi. Seulgi mematung mendengar ajakan Jimin barusan. Tak pernah terpikir dalam dirinya ia akan menjalani hidup seperti ini.
"Aku sudah membuatmu seperti ini. Aku sudah banyak membuatmu menderita," ucap Jimin.
"Kau menikahiku karena tanggung jawab? kupikir kau akan mengatakan kau mencintaiku dan bayi ini, ternyata kau merasa bersalah?" tanya Seulgi. Jimin malah tersenyum karena pertanyaan Seulgi. Ia membawa gadis itu ke pelukannya dan mengelus rambutnya penuh kasih sayang.
"Kau masih mempertanyakan apakah aku mencintaimu dan bayiku sendiri? tentu saja aku menyayangi kalian. Mari kita membuat keluarga yang sebenarnya Seulgi-ah," ucap Jimin. Seulgi melepaskan pelukannya menatap Jimin.
"Aku takut," kata Seulgi.
"Takut apa?" tanya Jimin.
"Pasangan yang romatis seperti Song Jong Ki dan Song Hye Kyo bisa bercerai. Lihat Ahn Jaehyun dan Koo Hye Sun, bukankah mereka sangat serasi awalnya," kata Seulgi membuat Jimin tertawa gemas.
"Kami berbeda Seulgi-ah. Lihat, aku Park Jimin bukan Song Jong Ki atau Ahn Jae Hyun. Kau tidak perlu takut. Aku akan menghilangkan ketakutanmu," ucap Jimin.
"Kau benar-benar ingin menikahiku?" tanya Seulgi. Jimin mengangguk mantap.
"Bagaimana dengan kariermu?" lanjutnya.
"Pasti akan baik-baik saja," jawab Jimin meskipun ia belum tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Namun ia sudah bertekad untuk tidak melawan mata hatinya lagi. Sudah cukup Park Jimin kau menjadi laki-laki brengsek. Mulai sekarang kau harus bisa melindunginya bukan hanya mencintainya.
"Lalu bagaimana dengan kariermu jika kita menikah?" tanya Jimin.
"Kurasa Lee Sooman songsaengnim akan baik-baik saja, tetapi aku lebih khawatir padamu. Kau tidak perlu memaksakan untuk menikahiku jika belum mampu," ucap Seulgi tulus disertai senyuman hangat miliknya. Jimin merasa matanya menghangat sekarang hingga ia pasti suda berkaca-kaca. Sekuat tenaga pria itu menahan perasaan membuncah dalam dirinya. Jimin kembali merengkuh wanita yang sedang mengandung buah hatinya itu ke dalam dekapan hangantnya. Seulgi membalas pelukan Jimin kembali dengan menepuk punggungnya.
"Gwaenchanha," ucap Seulgi.
"Gwaenchanhayo Jimin-ssi," lanjut wanita itu.
"Saranghae Kang Seulgi saranghae," ucap Jimin.
"Nado saranghae, uri aegi juga mencintaimu," balas Seulgi.
"Aku sudah bertekad, I'll marry you, aku yakin baik Reveluv atau Army akan menerimanya. Aku tahu mereka sangat baik," kata Jimin yang diangguki Seulgi.
"Kajja," balas Seulgi pada akhirnya.
Seorang pria di sana melihat dua insan yang tengah berpelukan mesra. Ia pikir wanita yang ditunggunya dengan berdandan agar tampak cantik di depannya, namun ia salah. Wanita itu sedang menerima lamaran dari pria lain. Jinyoung sedikit kaget mendengar kalimat Jimin yang mengatakan ingin menikahi Seulgi. Namun, ia lebih kaget karena mendengar jika Seulgi dan Jimin sudah memiliki calon buah hati. Jinyoung tersenyum memandang keduanya. Jujur ia sedikit menyesal pernah menolak Seulgi. Sekarang ia tidak bisa menganggu keduanya karena ada satu individu lain di antara mereka.
Bersambung
Have a nice day!!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear | Jimin X Seulgi
أدب الهواةIn the beginning, their relationship is just a rumor. I can't understand you anymore - Kang Seulgi It's hard for me - Park Jimin Should I give up - Kang Seulgi But I still want you - Park Jimin In fact they can't love each other But we still don't...