Jin sedikit merasa aneh dengan Irene yang terlihat lebih sibuk hari ini. Ia menyeduh secangkir teh dan meletakkannya di meja sang istri yang tengah berkutat dengan laptopnya. Jin meletakkan dagunya di pundak Irene melirik hal apa yang sedang ia lakukan. Jin mengerutkan dahinya bingung. Ternyata sedari tadi Irene hanya menonton music video milik BTS saja lalu mengapa gadis itu tampak sibuk sekali. Bahkan ia juga menuliskan banyak catatan di notebook kecilnya.
"Apa yang kau kerjakan?" tanya Jin bingung. Irene menengok ke belakang di mana Jin berdiri di sana sambil memasukkan tangannya ke saku celananya.
"Ah igeo...," Irene menghentikan kalimatnya teringat pesan Namjoon untuk merahasiakan hal itu dulu.
"Pukul berapa ini? Aku punya janji dengan seseorang, bolehkah aku keluar sebentar?" tanya Irene.
"Aku yang antar," ucap Jin.
"Andwae, aku hanya sebentar. Lagipula aku bertemu dengan teman SMAku, ia perempuan. Pasti akan sangat canggung kalau kau di sana," tolak Irene.
"Joohyun-ah...aku kan hanya mengantar, setelah itu aku pulang," pinta Jin. Irene menggigit bibirnya menimbang-nimbang kemauan Jin.
"Arraseo, langsung pulang ya? Aku tidak mau temanku tidak nyaman," kata Irene.
"Arraseo," jawab Jin.
----
"Aigoo kiyowo," ucap Wendy saat menggendong Yihan di pangkuannya.
"Sepertinya kau sudah menggendongnya sejak ia lahir," kata Seulgi.
"Jika aku mengingat saat itu...wah bagaimana paniknya dulu aku membawamu ke rumah sakit, menungguimu bersalin, semuanya terasa sangat mendebarkan," kata Wendy.
Suga tersenyum mendengar celotehan Wendy. Diam-diam ia juga membayangkan saat itu, di mana ia menjadi orang pertama yang menemani Wendy saat ia melewati hari mendebarkan itu. Ia kagum pada Wendy. Ia saat itu sangat panik namun masih bisa berpikir jernih. Jika tidak ada Wendy saat itu entah bagaimana nasib Seulgi.
"Hyung, kau lihat apa?" tanya Jimin saat mata Suga fokus mengintip Seulgi dan Wendy yang sedang duduk berdua bersama si kembar. Suga terkesiap saat Jimin memergokinya tidak fokus mendengarkan omongan Jimin.
"Tadi kau bilang apa?" tanya Suga.
"Kau tidak mendengarkanku ya?" tanya Jimin curiga. Pria Park itu ikut mengintip apa yang dilihat oleh hyungnya itu.
"Ah aku tahu sesuatu sepertinya," goda Jimin.
"Mwo?" tanya Suga curiga.
"Kau ingin punya bayi juga?" tanya Jimin.
Suga mengedipkan matanya linglung kemudian berganti menatap Wendy yang sedang tersenyum senang sambil menggendong Yihan. Entah mengapa itu membuat perasaan Suga menghangat. Wendy juga terlihat begitu menyayangi Yihan.
"Hyung, meskipun menjadi ayah tidaklah mudah tetapi aku yakin kau mampu. Hyung...aku akan mendukungmu jika kau ingin memilikinya sekarang," ucap Jimin.
-----
Jin ingin membuka pintu untuk Irene namun gadis itu lebih dulu membuka pintunya sendiri membuat Jin bertanya-tanya teman macam apa yang ingin ditemui Irene hingga ia begitu terburu-buru."Ah... sudah sekarang kau boleh pulang," kata Irene.
"Mengapa kau terdengar seperti mengusirku?" tanya Jin.
"Ani, bukan begitu, tetapi temanku sudah menunggu," jawab Irene. Jin mengangguk dan memasuki mobilnya kembali karena tak ingin mengganggu Irene. Ia percaya pada istrinya dan memilih menuruti maunya. Lagipula Irene gadis yang baik kan tidak mungkin berlaku curang di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Bear | Jimin X Seulgi
FanfictionIn the beginning, their relationship is just a rumor. I can't understand you anymore - Kang Seulgi It's hard for me - Park Jimin Should I give up - Kang Seulgi But I still want you - Park Jimin In fact they can't love each other But we still don't...