Woii! Gimana kabarnya, baik?
Sebelum baca usahakan vote dulu ya takutnya lupa karna keasikan baca.
Dan jangan lupa komen, okeh?!
Happy reading
Mobil sedan hitam itu meluncur perlahan ke salah satu kafe di pinggir jalan. Kafe tersebut, dari luar, tampak cukup besar dengan arsitektur modern yang menonjol. Bangunan dua lantai itu dihiasi jendela-jendela besar yang memancarkan cahaya hangat, mengundang siapa saja yang lewat untuk mampir. Di kanan dan kirinya, terdapat pepohonan rindang yang menambah kesan alami dan meneduhkan. Di bawah pepohonan tersebut, tertata rapi meja-meja dan kursi-kursi kayu, tempat beberapa orang sedang menikmati kopi dan bercakap-cakap ringan, menikmati suasana santai di hari akhir pekan.
Anya, yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kafe tersebut, merasa kagum melihat keindahan area kafe. Pepohonan di sekitar kafe dihiasi dengan lampu-lampu LED yang berkelap-kelip, memberikan sentuhan magis saat malam tiba. Payung-payung warna-warni yang tergantung di atas dari ujung ke ujung, menambah kesan artistik dan ceria. Lampu-lampu gedung yang menyinari kafe membuat suasana semakin cerah dan indah, menciptakan pemandangan yang tak terlupakan.
Bersama dengan Adit dan Dera, Anya masuk ke dalam kafe yang telah dikonfirmasi oleh Kenan sebagai tempat pertemuan mereka. Di dalam, suasana jauh lebih ramai dibandingkan di luar. Banyak anak muda yang menghabiskan waktu bersantai di akhir pekan, duduk di sofa-sofa empuk yang tersebar di berbagai sudut kafe. Ada juga beberapa orang tua yang turut menikmati suasana kafe, duduk sambil membaca buku atau berbincang ringan. Dinding kafe dipenuhi dengan lukisan-lukisan modern dan rak-rak buku, menambah kesan artistik dan intelektual.
"Hallo bro," sapa Adit kepada Kenan yang sudah menunggu di salah satu meja bersama istrinya. Adit dan Kenan berpelukan dengan cara khas laki-laki, sementara Dera dan Mila saling cipika-cipiki. Anya hanya bisa menggelengkan kepala melihat interaksi tersebut, sambil bertanya-tanya apakah ia juga akan seperti itu ketika tua nanti.
Kenan dan Mila duduk di meja dekat jendela besar yang menghadap ke taman kecil di luar. Meja tersebut dihiasi dengan vas bunga segar, menambah kesan hangat dan menyambut. Aroma kopi segar dan roti panggang yang baru keluar dari oven memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang nyaman dan menggugah selera.
Anya, Adit, dan Dera segera bergabung dengan Kenan dan Mila. Mereka saling bertukar salam dan tawa, menikmati momen kebersamaan di tempat yang indah ini. Anya merasa semakin kagum dengan suasana kafe yang begitu nyaman dan menenangkan, membuatnya merasa betah meskipun baru pertama kali datang.
"Eh, ini Anya?" tanya Mila kepada Dera. Suaranya terdengar ramah, penuh rasa ingin tahu. Anya, yang mendengar namanya dipanggil, segera menyunggingkan senyum manis dan melangkah maju. Ia meraih tangan Mila dan Kenan, mencium tangan mereka dengan sopan satu per satu. Gesturnya anggun, menunjukkan rasa hormat yang tulus.
"Anak sopan," pikir Mila dalam hati, merasa senang melihat sikap Anya.
"Ya, tante, ini Anya," jawab Anya memperkenalkan dirinya dengan suara lembut namun jelas. Mila membalas dengan senyum lebar, wajahnya berseri-seri. "Duduk sayang," ajaknya, tangannya menunjuk ke kursi kosong di sampingnya. Anya yang merasa canggung hanya bisa mengangguk, mengikuti perintah Mila dan duduk dengan hati-hati.
"Kalian nunggu lama ya?" tanya Adit, mencoba mencairkan suasana.
Kenan, dengan ekspresi santai namun jenaka, menjawab, "Ya, lumayan lah, sampai kredit mobil gue lunas." Candaan ini membuat semua orang tertawa terbahak-bahak, termasuk Anya yang ikut tersenyum lebar. Suara tawa mereka memenuhi ruangan, menciptakan suasana hangat dan akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)
Fiksi Remaja⚠️17+ HIGHEST RANK# #03 gengster 12.05.21 #01 sma 06.07.21 #02 loveable 20.07.21 #01 gengster 10.07.21 #03 humor 17.07.21 #02 loveableredaksi 30.07.21 #31 perjodohan 30.07.21 #01 2021 31.07.21 #02 couplegloas 10.08.21 #01 gangster 29/10/21 #01 nikah...