=16=ACAR BUKAN PACAR!

21.5K 1.1K 53
                                    


W E L C O M E P A R T 1 6 !

°°°
Kring...

Bel istirahat bergema nyaring, memecah keheningan di kelas dan segera memicu aksi keluar-masuk para murid. Beberapa menuju kantin untuk mengisi perut, ada yang ke toilet, bahkan beberapa lainnya memilih untuk berjalan-jalan di jalanan, kadang dengan maksud sekadar menggoda pengguna jalan yang lewat, termasuk aki-aki yang naik becak ikut terlibat dalam kisruh kecil itu.

Anya, Salma, dan Alma, di sisi lain, memusatkan perhatian mereka pada Diva yang masih tertidur pulas. Sejak awal jam pelajaran kedua hingga istirahat, gadis ini terus molor tanpa sepengetahuan guru Matematika. Diva mengeluh bahwa pelajaran MTK membuat otaknya mumet, sehingga cukup melihat satu huruf saja matanya langsung lima wat mengantuk.

"Div, bangun, nyet! dari tadi lo gak bangun-bangun!" kesal Anya sembari memukul lengan Diva dengan bolpoin miliknya.

"Diva bangun!" Entah karena pukulan bolpoin yang terlalu kencang atau karena ada bisikan malaikat maut, yang pasti Diva segera tersadar. Entahlah, hanya Diva yang tahu perasaannya sendiri.

"Iwwhh ileran," ucap Salma, membuat Diva mengusap sisi bibirnya dan meraih kacanya yang sering dibawanya ke sekolah, meskipun aturan sekolah melarang membawa barang dari rumah tanpa izin. Diva, gadis yang keras kepala, tak peduli dengan aturan tersebut. Bahkan kacanya sering disita saat razia, namun ia selalu berhasil mengambilnya kembali dengan menyelinap masuk ke ruang BK.

Kaum hawa yang suka membawa kaca ke sekolah, mari berkumpul.

"Gak ada ya bego! Ngagetin aja, gue kira beneran ada ilernya," ucap Diva sambil memasukkan kembali kacanya ke dalam tas.

"Heh! Diva-vale, lo tidur atau simulasi mati, hah?" sahut Alma kesal karena Diva terlalu nyenyak tidur.

"Dua-duanya! Biar pas malaikat ngambil nyawa, gue udah khatam," jawab Diva dengan santai.

"Bodo amat lah, ngantin yuk, laper nih," ujar Anya, lalu mereka berempat keluar kelas dengan diikuti oleh Salma, Alma, dan Diva di belakangnya.

Mereka keluar seperti anak ayam, kompak dan penuh semangat.

°°°

Aril duduk termenung di meja, matanya menatap kosong ke langit-langit ruangan. "Apa gue harus goyang dumang biar masalah jadi hilang?" gumamnya frustrasi karena putus dari pacarnya.

"Gak usah sok depresot deh, bro! Pacar lo kan masih banyak," sela Kenzo dengan nada santai.

Benar juga kata Kenzo, pacar Aril memang banyak sampai-sampai ia sering lupa nama-nama mereka.

"Emang pacar lo ada berapa sih, Ril? Bagi satu boleh dong," ujar Noah sambil menyeruput minuman ungu, apa lagi kalau bukan marimas rasa anggur, kalo katanya sih biar seperti di klub-klub.

"Pacar gue ya?" balas Aril sambil mengetuk-ngetuk meja. "Kalo di SMA Garuda nih ya, pacar gue ada sekitar 20 orang. Delapan di kelas 10, tujuh di kelas 11, dan lima di kelas 12," ungkap Aril sambil menghitung jari kelingkingnya, bahkan sampai meminjam jari Noah karena kekurangan jari.

"Belum lagi pacar gue yang di luar sekolah," lanjutnya, membuat mereka terkejut.

"GILA!" seru mereka serempak.

Kenzo, Aksa, dan Noah tahu kalau Aril itu playboy kelas kakap, tapi mereka baru tahu kalau Aril punya pacar yang banyak banget, bahkan nggak terhitung jumlahnya.

"Padahal muka lo gak seberapa, Ril," ucap cowok berambut gondrong itu dengan nada meremehkan. Raut wajahnya terlihat sinis ketika ia menambahkan, "Pake dukun di mana, keknya mujarab bener tuh mantra dukun."

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang