EXTRA PART

17K 629 47
                                    

"CINTAKU... TAK PERNAH MEMANDANG SIAPA—eh, Mama, lagi ngapain, Ma?" tanya gadis berseragam SMP yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Anya, yang sedang duduk lesehan di atas karpet berbulu dengan televisi menyala di depannya dan camilan di pangkuannya, hanya memutar bola matanya malas. "Keliatannya?"

Monica menggaruk tengkuknya lalu menghampiri Anya dan mencium tangan mamanya. Ia kemudian ikut duduk di sebelah Anya, tangannya tak lupa menyomot camilan sukro kesukaan mamanya.

"Mama banyak ngemil, nanti gendut baru tahu rasa. Imon nggak mau tanggung jawab ya."

Memang akhir-akhir ini Anya lebih banyak ngemil, apalagi di masa-masa ngidamnya. Kini Kenzo harus ekstra sabar menghadapi dan menuruti semua keinginannya. Mending ngidam yang bisa Kenzo sanggupi, lah ini...ngidamnya aneh. Masa' ia harus renang di selokan komplek untuk menangkap kecebong? Tapi, tidak apa-apa, ini salahnya sendiri yang kembali menanamkan bibit unggul di rahim istrinya, jadi repot sendiri, kan? Ck!

Ya, setelah bekerja keras setiap malam, suami istri itu diberi titipan anak lagi oleh Tuhan.

"Sampai kapan pun Mama nggak bakal gendut, mau Mama makan makanan berlemak sebanyak apa pun, nggak bakal gendut. Mama udah dikudratin gini, Mon," ucap Anya.

Memang benar, Anya sering makan makanan berlemak tapi tidak pernah gendut. Kadang ia berpikir, "Makanan gue kelelep apa gimana? Apa gue titisan sundel bolong, yang makan terus langsung keluar lagi lewat punggung?"

"Besok ikut nggak, Mon?" tanya Anya, membuat Monica yang sedang menonton televisi itu langsung menoleh.

"Ke mana?"

"Ke nikahannya Om Noah."

Monica melonggarkan dasi sekolahnya yang mencekik lehernya. "Gimana ya, Ma, Imon mau jalan sama gebetan baru."

Entah itu penolakan atau tanda belum tahu mau ikut atau tidak.

"Gayanya punya doi, masih bau kencur aja udah gayanya tinggi kayak tower Dubai," ucap Anya meremehkan anaknya.

Ia tidak tahu saja bahwa anak sulungnya itu seorang buaya betina di sekolahnya.

"Mama remehin Imon? Kalem, nanti aku bawa semua gebetan aku, Mama pilih aja yang menurut Mama cocok untuk Imon," ucap Monica dengan bangga.

Anya menggelengkan kepalanya, tidak percaya. "Gila kamu, Mon. Masih kecil udah jadi buaya. Dulu, pas remaja, Mama sama Papa nggak ada tuh yang punya jiwa kebuayaan. Mama ragu, Mon...." Anya menjeda ucapannya.

Monica mengangkat satu alisnya, penasaran dengan kelanjutan ucapan mamanya.

"Mama ragu kalau kamu anak pungut."

"MAMA... IH!"

•••

Di balik kesan harmonis keluarga yang ditunjukkan kepada tetangga, namun aslinya sangat absurd itu saat ini mereka sedang duduk di meja makan, suasana biasa mereka tampak hidup. Anya, dengan senyum hangat di wajahnya, menuangkan nasi dan lauk ke dalam piring Monica. "Gimana, Mon? Ikut nggak?" tanyanya, sambil menyajikan makanan dengan penuh kasih sayang.

Monica, anak sulungnya, masih belum memberikan jawaban mengenai keikutsertaannya di pernikahan Noah, meskipun pertanyaan itu sudah diajukan sejak siang. Sementara itu, dia sedang sibuk memasangkan lap makan milik adik-adiknya, Fadlan dan Fadli, dengan perhatian yang tampak di matanya. Setelah memastikan lap makan terpasang rapi di leher kedua adiknya, Monica melipat tangannya di atas meja, menatap mamanya yang duduk manis di depannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang