=54=HAMPIR KEHILANGAN

13.3K 693 69
                                    

Pengen deh setiap paragrafnya di penuhi sama komentar kalian, pasti seru. Aku tuh suka banget ngebalesin komenan kalian taukkk!

Yuk yuk ramein setiap paragrafnya!

•••

Setelah lima hari berada di Negeri Ginseng, Korea, semua anak basket dan cheerleaders akhirnya tiba di tanah air mereka. Saat pesawat mendarat dan pintu terbuka, para cewek dengan gembira merentangkan tangan, menghirup dalam-dalam udara segar negara tercinta mereka.

Kenzo dan Lingga membantu Aksa berjalan, yang masih belum sepenuhnya pulih. Sementara itu, Aril dan Noah sibuk membawa koper-koper milik Aksa, Kenzo, dan Lingga.

"Kalian bawa apa aja... sih!" keluh Aril dengan napas tersengal, mendorong tiga koper sekaligus—miliknya sendiri, Kenzo, dan Lingga.

"Nggak usah ngebacot!" balas Noah yang sudah berjalan lebih dulu di depan Aril.

"Biadab! Lo enak cuma bawa dua koper doang, sat!" teriak Aril, kesal karena harus mengerahkan lebih banyak tenaga.

"NIKMATIN AJA MASA DERITA LO!" ejek Noah, tanpa sedikit pun rasa simpati, sambil terus berjalan santai.

Aril hanya bisa menggerutu dalam hati, bertanya-tanya kenapa dia harus bersahabat dengan orang seperti Noah. Kalau saja Aril tahu bahwa takdirnya adalah bersahabat dengan si raja biadab, mungkin dia lebih memilih untuk mengalah saja sejak awal, daripada harus "balapan" dengan sperma lain saat lahir.

•••

Perempuan cantik dengan balutan kaos putih dan celana jeans abu itu melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Hari ini, Anya sangat bahagia karena akan bertemu dengan pujaan hatinya, seseorang yang akhir-akhir ini membuatnya merindukan sosoknya. Dengan semangat, Anya menuruni anak tangga, meloncat-loncat penuh kegembiraan, tanpa menyadari bahwa jika ia terjatuh, hal itu bisa berbahaya bagi janin yang ada dalam perutnya.

Anya berhenti sejenak di tangga, mengambil ponselnya dari saku dan mengarahkan kamera ke wajahnya. Ia menyisir rambutnya dengan rapi sebelum kembali melangkah, menatap layar ponselnya. Namun, tanpa sadar, sepatu yang dipakainya terlalu berada di tepi tangga. Akhirnya, tanpa peringatan, ia terpeleset dan terjatuh.

"AKH!" Anya memekik kesakitan saat keningnya terbentur penyangga tangga, darah segar mengalir dari pelipisnya. Namun, rasa sakit di pelipisnya tidak ada artinya dibandingkan dengan kekhawatiran akan janin di perutnya.

"Shh...." desahnya pelan sambil menyalakan layar ponselnya yang sedikit retak, bersyukur karena ponselnya masih berfungsi. Ia segera menekan tombol telepon untuk meminta tolong, pertama menghubungi bundanya. Sialnya, bundanya tidak mengangkatnya.

Anya kemudian menekan nomor Mama mertuanya, namun hasilnya sama. Kenzo tidak bisa dihubungi, dan Anya takut jika Kenzo masih berada di dalam pesawat. Dengan sekuat tenaga, Anya berusaha berdiri, menopang diri pada pagar tangga agar tidak terjatuh lagi. Ia berjalan sambil memegang perutnya dengan kuat, rasa nyeri di area perutnya membuatnya sulit melangkah.

Anya sangat berharap ada malaikat yang menolongnya; siapa pun itu, ia akan sangat berterima kasih kepada orang yang membantunya. Saat ia membuka pintu dan keluar dari rumah, matanya langsung tertuju pada Samuel yang sedang mencuci motornya di depan rumah.

Anya memejamkan matanya, berusaha menahan rasa sakit di tubuhnya. "Sa-SAM!"

Brugh!

Akhirnya, Anya tidak bisa menahan lagi dan terjatuh, pingsan di depan rumah.

Samuel yang mendengar namanya dipanggil langsung membalikkan badan. Matanya membulat sempurna ketika melihat Anya terbaring tak berdaya di depan rumahnya. Dengan cepat, ia melempar kanebo yang digunakannya dan berlari menghampiri Anya. Ketika sampai di depannya, Samuel menyelipkan tangannya di lipatan kaki dan leher Anya, menggendongnya dengan gaya bridal.

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang