=37=BIMA BENUA AMALTA

10.4K 663 20
                                    

"Hargailah wanita layaknya kamu menghargai ibumu sendiri "

°°°

Anya baru saja duduk di sofa single di teras rumah, melepaskan napas kasar sembari memeluk ember bekas cucian baju yang diletakkannya di pangkuan. Posisi duduknya menunjukkan ketidaknyamanan, dengan ember yang tampak seperti satu-satunya teman di teras yang sepi.

Tiba-tiba, teriakan Kenzo terdengar dari dalam rumah, memecah keheningan. "ANYA!" teriaknya dengan nada yang penuh keresahan. Suaranya cukup keras sehingga bisa didengar hingga teras.

Anya memutar bola matanya dengan malas, menunjukkan ketidaksenangannya terhadap situasi ini. "APA?" jawabnya dengan nada berteriak yang sama, suara yang terasa jengkel.

Kenzo melanjutkan teriakannya dari dalam rumah, "Celana kolor Minion gue mana?" Suara Kenzo jelas menggema, menunjukkan betapa pentingnya bagi Kenzo untuk mendapatkan jawabannya segera.

Anya, yang sudah familiar dengan kebiasaan Kenzo, hanya melirik ke arah jemuran depan rumah di mana celana kolor bergambar Minion tergantung. Dengan nada datar, ia menjawab, "DICUCI!"

Tak lama, terdengar bisikan mendekati telinga Anya. "Demi apa?" tanya seseorang dengan nada penuh penasaran. Kenzo tiba-tiba muncul di samping Anya, wajahnya sangat dekat dengan wajahnya. Anya terkejut, hingga ember yang dipeluknya jatuh ke tanah dengan suara berdebam. Ia mendorong kening Kenzo dengan jari telunjuknya, mencoba membuat suaminya sedikit menjauh.

"LIHAT AJA SENDIRI," kata Anya sambil menunjuk ke arah celana Minion milik Kenzo yang tergantung di jemuran. Kenzo menatap mata Anya sejenak sebelum beralih menatap celana kolor tersebut. Ekspresi terkejut dan tidak percaya muncul di wajahnya saat matanya membulat sempurna.

"Kenapa lo cuci?" tanya Kenzo dengan nada bingung, tatapannya kembali pada Anya. Jari telunjuk Anya masih menempel di keningnya, menegaskan keengganannya untuk berkompromi.

Anya mendorong kening Kenzo dengan lebih keras, wajahnya memperlihatkan rasa jijik yang mendalam. "Jorok, udah seminggu tapi gak dicuci-cuci," katanya dengan bahu bergetar jijik. Ia membayangkan betapa bau, kotor, dan dekilnya celana itu. Seharusnya bukan hanya dicuci, tapi mungkin lebih baik dibuang atau bahkan dibakar.

Celana kolor Minion itu adalah milik Kenzo sejak ia berusia 15 tahun. Pemberian dari nenek tercintanya yang telah meninggal tiga tahun lalu, artinya celana ini sudah hampir empat tahun berada di tangan Kenzo. Kenzo masih mengenakan celana dengan ukuran anak-anak ini meskipun tubuhnya sudah berkembang menjadi dewasa.

Kenzo berdecak kesal dan melangkahkan kakinya kembali ke dalam rumah dengan langkah yang di hentak-hentakkan, menandakan kemarahannya. Sementara Anya tetap di teras, menatap punggung suaminya dengan rasa geli dan frustrasi. "Sesayang itu sama tuh kolor, ck ck ck," katanya sambil menggelengkan kepala, merasa tingkah Kenzo yang seperti anak kecil itu sangat menggelikan.

°°°

Anya, yang mengenakan baju kasual dengan bando merah muda dan sepatu sneakers, terlihat menawan saat berhadapan dengan Bima, mantan pacarnya. Ia memalingkan wajahnya ke samping, enggan bertemu mata dengan Bima.

Flashback

Setelah selesai mandi, Anya melihat pesan baru di layar ponselnya dengan nama Bima tertera. Dengan rasa penasaran, ia membuka pesan tersebut.

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang