=32=MASALAH LAGI?

14.6K 802 32
                                    

Anya membalikkan badannya sambil terus melangkah cepat, tidak berhenti meskipun dia sudah menjauh dari sahabatnya. Teriakan cempreng Diva yang memanggilnya semakin menjauh, tapi suaranya tetap menggema di lorong koridor yang agak sepi itu.

"Larinya cepetan dikit, Diva! Haha..." teriak Anya tanpa menoleh, suaranya penuh semangat namun tertahan oleh kecepatan langkahnya.

Namun tiba-tiba, tanpa peringatan, Anya menabrak seseorang di depannya. Tubuhnya terhempas dan ia jatuh terjungkang ke lantai, diikuti dengan suara benturan yang nyaring—BRUG. Gadis yang mengenakan bando biru itu merasa kepala dan lututnya nyeri setelah menabrak orang tersebut.

Cowok yang berdiri di depan Anya langsung mengulurkan tangannya dengan wajah penuh kepedulian. "Lo nggak apa-apa?" tanyanya, sambil menarik tangan Anya untuk membantunya berdiri.

Anya menerima uluran tangan itu dan dengan hati-hati berdiri kembali. Dia mengamati cowok tersebut; dia mengenakan seragam basket berwarna biru dengan emblem tim yang dikenalnya sebagai anggota tim basket SMA Nusa Negri, lawan tanding sekolahnya.

Cowok itu sekali lagi bertanya, "Lo nggak apa-apa?"

"Eh, iya, nggak apa-apa kok," jawab Anya dengan nada ragu-ragu, berusaha tersenyum meskipun rasa sakit masih terasa.

Tiba-tiba, suara benturan keras lainnya terdengar—Tak! Diva, yang telah mengejar Anya, memukul kepala Anya dengan botol air mineral yang ia pegang. Botol itu tampak sudah agak penyok dan penuh dengan sisa air.

"Auw, sakit, bego!" teriak Anya, merasakan sakit yang menusuk di kepalanya dan mencoba mengusap bagian yang terkena pukulan.

"Karma karena udah ninggalin gue!" Diva balas berteriak dengan nada marah.

"Karma ndasmu!" sahut Anya, sambil mengerutkan dahi dan menahan sakit.

Sementara itu, cowok yang tadi membantu Anya hanya berdiri di samping, melihat dengan ekspresi bingung namun terhibur oleh perdebatan kecil yang terjadi di depannya. Ketika Anya membalas memukul Diva dengan botol air mineral, cowok itu tidak bisa menahan tawa. Suaranya tertawa penuh dengan gelak yang terdengar unik—mirip dengan tawa lumba-lumba.

Kedua gadis tersebut terdiam sejenak, terkejut oleh suara tawa cowok itu yang sangat berbeda dan menarik perhatian mereka.

Seakan menyadari bahwa dia sedang menjadi pusat perhatian, cowok berbadan tinggi itu segera menetralkan ekspresi wajahnya, berusaha menyembunyikan rasa malunya. Sesekali, dia berdehem dengan nada canggung, tampak jelas bahwa dia merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut.

Anya dan Diva, yang sudah terjebak dalam gelak tawa, mengeluarkan suara tawa yang keras dan ceria, "Pfffftttt hahahaha..." Suara tawa mereka begitu nyaring, membuat Dimas, si cowok tinggi, merasa sedikit kikuk. Dia menggaruk tengkuknya dengan tangan yang tampak tidak gatal, mungkin karena dia merasa sedikit kesal atau lebih mungkin karena malu dengan reaksi mereka.

"Suaranya lucu, haha," ucap Anya sambil mengatur napasnya yang masih tersisa dari tawa, lalu menepuk bahu Diva dengan lembut untuk menenangkan tawa Diva yang tampaknya tak henti-hentinya.

"Eh, maaf, Kak. Keceplosan saking lucunya," sungut Anya, merasa perlu meminta maaf atas keterlaluan tawa mereka.

"Tenang aja, gue juga senang lihat tawa kalian. Hidup gue merasa kembali setelah bertemu kalian, padahal baru beberapa menit. Lucu juga ya kalau diketawain," jawab Dimas sambil tertawa miris, ekspresinya menampakkan campuran rasa senang dan sedih.

Anya mengerutkan keningnya, bingung dengan pernyataan Dimas tentang bagaimana hidupnya terasa kembali setelah bertemu mereka. Dia mulai bertanya-tanya, apakah Dimas merasa tidak bahagia sebelum bertemu mereka?

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang