"Maaf, Ratu cheerleaders tidak bersaing dengan upik abu."
Ocha larasati.
"Gue baru aja cat rumah gue, jangan sampe tu mulut gue cat juga pake NO DROP!"
Diva Aquilla.
°°°
Bel istirahat sudah berbunyi sejak satu menit yang lalu. Suara riuh siswa-siswi yang sedang memperdebatkan masalah kecil atau mengobrol-ngobrol ringan menggema di seluruh kantin. Di antara kerumunan itu, ada tujuh cowok dan satu cewek yang sedang bercanda riang. Siapa lagi kalau bukan Kenzo, Aksa, Aril, Noah, Lingga, Denish, Panca, dan Anya. Diva? Cewek itu tidak ikut ke kantin karena sedang tidak mood, apalagi kalau bukan karena datang bulan. Masalah cewek yang tidak bisa dihindari.
"Abis lulus, maraneh mau kuliah, mau ambil jurusan naon?" tanya Lingga sambil menyeruput es batu dari minuman yang dipesannya dari Mak Cik penjual batagor. Ia menyeruput es batu dengan tangan kosong, membuat siapa saja yang melihatnya merasa jijik.
Slrupp!
Bunyi seruputan Lingga membuat Noah yang berada di sebelahnya bergidik jijik. "Iwhh... liatnya jijik, sumpah," keluhnya, mengerutkan wajahnya seolah melihat sesuatu yang menjijikkan.
"Gue bingung mau ambil jurusan apa," ujar Aril, menggaruk tengkuknya yang bingung. Dia merasa terjebak dalam kebingungan.
Mau ambil jurusan sastra, ia tidak pandai membuat cerpen, novel, drama, atau bahkan puisi. Mau ambil jurusan hukum, tapi ia selalu melanggar hukum. Ingin mengambil jurusan kedokteran, tapi ia tidak tahu dengan alat-alat medis. Yang ada, bukannya membuat pasien sembuh, ia malah takut membuat pasien meninggal gara-gara salah suntik. "Kan nggak lucu," pikirnya, merasakan serba salah.
"Ambil jurusan ilmu astronomi aja, Ril. Enak, bisa liat bintang kejora lebih dekat," saran Denish dengan nada ceria, menyemangati Aril untuk berpikir positif.
Aril menimbang-nimbang saran dari Denish, memikirkan kemungkinan baru yang muncul di benaknya.
"Jangan mau, Bang. Gue kasih tahu ya, di luar angkasa itu susah buat boker," seru Panca, yang sedang scroll aplikasi TikTok di ponselnya. Matanya tampak tidak fokus, tetapi ia tetap melontarkan komentar yang mengundang tawa.
"Jangankan susah boker, kencing aja susah. Yang ada, air kencingnya pada terbang," timpal Noah, diakhiri dengan tawa ngakaknya. Suaranya yang menggelegar menarik perhatian orang-orang di sekitar, dan siapa pun yang mendengarnya tak bisa menahan tawa. Karena jujur sawa tawa Noah itu seperti penyakit Corona, menular.
"Masuk pesantren aja, Ril. Ngaji biar berkah," ujar Anya, memberikan saran yang berbeda.
"Gue jujur, gue ngajinya kurang lancar, Nya. Tapi kalau baca Yasin pas tujuh harian lo, gue sanggup tujuh hari tujuh malam bacanya," jawab Aril.
"SIALAN!" seru mereka serempak, tertawa bersama.
"Nih, guys..." Noah tiba-tiba menarik perhatian semua orang.
Sontak saja, mereka yang tadinya melihat Aril dengan tajam sekarang beralih pada Noah. "Carilah ilmu sampai ke negeri China. Jangan lupa mampir ke Jepang, Korea, Taiwan, Macau, Chicago, dan Amerika," lanjut Noah dengan semangat.
Anya, Kenzo, Aksa, Aril, Panca, Denish, dan Lingga melongo. "Buset, mampirnya banyak amat!" ucap Kenzo, mendapatkan anggukan setuju dari kelima cowok dan satu cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)
Teen Fiction⚠️17+ HIGHEST RANK# #03 gengster 12.05.21 #01 sma 06.07.21 #02 loveable 20.07.21 #01 gengster 10.07.21 #03 humor 17.07.21 #02 loveableredaksi 30.07.21 #31 perjodohan 30.07.21 #01 2021 31.07.21 #02 couplegloas 10.08.21 #01 gangster 29/10/21 #01 nikah...